GARUT – Memasuki musim kemarau tahun 2022 irigasi Citameng 4 yang berlokasi di di Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, mengalami penurunan debit air. Mengeringnya air di irigasi Citameng ini cukup signifikan sehingga berdampak terhadap hektaran sawah di Desa Kertajaya.
” Mengeringnya Irigasi Citameng 4 diduga air di bagian hulu irigasi digunakan para petani di wilayah Sukawening. Debit air naik lagi bila diandir,” kata Ujang warga Wanakerta, Kamis (19/5).
Selain itu, mengeringnya irigasi karena memasuki awal musim kemarau. Tentu kebutuhan petani meningkat sehingga banyak yang memperebutkan air dari irigasi tersebut.
Baca Juga:UMKM di Garut Perlu Ditingkatkan Kemampuan Daya SaingnyaSri Mulyani Ungkap Segmen yang Alami Kenaikan Tarif Listrik
Sementara itu di Blok Cimencek dan Sukarapi, banyak petani yang mengganti tanaman padi dengan tanaman jagung. Hal itu mereka lakukan karena kebutuhan jaung tidak terlalu besar terhadap air.
Tak sedikit petani di blok Cimencek dan Sukarapi yang juga menunda tanam padi untuk menghindari kekeringan.
Pemerintah Desa Kertajaya sendiri rupanya sudah mengusulkan bantuan mesin penyedot air kepada Pemkab Garut. Rencananya jika terealisasi mesin itu akan menyedot air dari Cilespar Kecamatan Banyuresmi untuk ditampung di bak penampungan di Pasirmalaka Desa Kertajaya.
Program itu, kata Kades Kertajaya Tatan Asmara, sudah direspon Pemkab Garut, tinggal menunggu realisasi.(pap)