KOTA BANDUNG-– Pertumbuhan ekonomi nasional yang bertumbuh positif sebesar 5,01% (yoy) di TW I 2022, meningkat secara signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar -0,70% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pun bertumbuh bahkan lebih besar dari nasional yaitu sebesar 5,61%, juga meningkat tajam dari periode sebelumnya (TW I 2021) sebesar -0,80% (yoy).
Indikator perekonomian domestik terus menunjukkan pemulihan sejalan penurunan jumlah kasus Covid-19 serta vaksinasi dan diharapkan akan terus meningkat seiring dengan pergerakan protokol kesehatan yang tetap berjalan di saat mudik hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idulfitri 1443 H.
Baca Juga:SDN Mekarsari 1 Kecamatan Bayongbong Sudah Tiga Kali Dijebol, Pintu dan Kaca DirusakSebanyak 10 Orang di Kampung Cijelereun Garut Diserang DBD
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabar mencatat fungsi intermediasi perbankan pada bulan Maret 2022 kembali mencatatkan tren positif dengan pertumbuhan kredit sebesar 6,67% yoy dengan seluruh kategori debitur mencatatkan kenaikan, terutama UMKM dan ritel.
Secara sektoral, mayoritas sektor utama mencatatkan kenaikan kredit, terutama perdagangan, manufaktur, dan rumah tangga. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,95% yoy. Hal tersebut mencerminkan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi nasional terus membaik.
“OJK juga terus mendorong terbentuknya tingkat suku bunga perbankan yang lebih efisien dimana pada periode pemantauan tingkat suku bunga secara umum masih melanjutkan tren penurunan. Rata-rata suku bunga kredit tertimbang dari Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, dan Kredit Konsumsi pada Maret 2022 tercatat sebesar 9,07% atau menurun dibandingkan periode sebelumnya, begitupun dengan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang menurun menjadi sebesar 7,38%,” ujar Kepala OJK Jabar Indarto Budiwitono dalam siaran persnya, Rabu (11/5/2022).
Sementara di Jawa Barat, stabilitas sistem keuangan Jawa Barat juga berada dalam kondisi terjaga. Pada Maret 2022, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masyarakat oleh Perbankan Jawa Barat bertumbuh sebesar 7,96% yoy. Seiring pertumbuhan DPK, penyaluran kredit/pembiayaan juga tumbuh positif sebesar 5,73% yoy.
Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko kredit perbankan di Jawa Barat masih berada pada level yang manageable dan membaik dari periode sebelumnya dengan indikator NPL gross Maret 2022 sebesar 3,64% (Maret 2021: 4,16%).
Sementara dari penetrasi pasar modal di Jawa Barat, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat bertumbuh 95,7% yoy menjadi sebanyak 1,82 juta atau 21,9% dari total SID Nasional dan menempati posisi pertama diikuti DKI Jakarta dan Jawa Timur. Adapun transaksi saham sampai dengan Maret 2022 mencapai Rp120,9 triliun atau sekitar 10,20% dari transaksi Nasional. (Guh)