Jika kalian merupakan orang yang suka menggunakan media sosial untuk sehari-hari atau bisa disebut penggiat sosial, tentunya tidak akan lepas dari yang namanya konten ngeprank.
Yang dimana media sosial yang memiliki kecanggihan teknologi setta internet yang memadai.
Tentunya itu yang membuat para penggiat sosial sering membuat berbagai konten yang sedang booming.
Baca Juga:Tips Agar Tidak Mudah Lemas saat PuasaBibir Pecah-pecah Sampai Buka Mulut Sakit? Jangan Anggap Sepele!
Banyak orang-orang yang membuat konten dengan membuat acara prank baik di sosial media maupun di acara TV.
Bagi mereka yang membuar konten ngeprank dab melihat itu mngkin mengasyikan.
Tapi apa kalian pernah melihat dampak yang dimbulkan bagi bagi korban yang sudah di-prank terutama acara prank orang lagi tidur.
Perlu diketahui ngeprank orang tidur tidak hanya dilakukan dengan cara mengagetkan atau memaksa orang bangun sajanamun juga dilakukan dengan mencoret atau menghias wajah korban.
Ngeprank orang sedang tertidur pulas sangat berdampak pada kesehatan mentalnya apalagi korbannya adalah anak-anak.
Karena Aktivitas Otak saat Tidur
Tidur sangat penting bagi kesehatan dan kesegaran tubuh.
Saat tidur itulah otaknya yang bekerja dalam menyeimbangkan metabolisme tubuh, memberikan energi bagi sel, dan membuang limbah otak.
Baca Juga:Catat! Resep Menu Buka Puasa yang Cocok Bagi Anak KosBEM UI Sindir Jokowi: Aroma Busuk Perpanjangan Kontrak Jabatan Tercium Kencang
Limbah otak yang dimaksud adalah zat kimia yang berbahaya dari hasil metabolisme seperti protein beta ameloid dan tau (protein yang memicu penyakit Alzhaeimer, Parkinson, dan penyakit neuron lainnya).
Selain itu, tidur membantu dalam meningkatkan mood lebih baik, meningkatkan konsentrasi dan kreatifitas, menurunkan tekanan darah dan mencegah serangan jantung.
Di dalam otak ketika tidur, terdapat dua variasi gelombang tidur yaitu gelombang pelan atau sering disebut “sleep wave sleep” (SWS), kedua tidur bermimpi atau “Rapid Eye Movement” (REM).
Biasanya kita tidur terlelap atau SWS yang ditandai dengan otot yang rileks, pernapasan dalam yang membantu otak dan tubuh pulih Kembali setelah beraktivitas seharian.
Rasa ingin tidur muncul oleh karena otak memproduksi gelombang SWS dan memicu hilangnya kesadaran.
Ketika kita tidur lelap, otak sebenarnya tidak otomatis berhenti bekerja namun hanya beristirahat dan proses tidur bermimpi atau “REM” berlangsung.