JAKARTA – Pendeta Saifuddin Ibrahim kini sedang paranoid karena jadi tersangka ujaran kebencian dan SARA. Kepolisian Indonesia saat ini sedang berkoordinasi dengan Biro Investigasi Federal alias FBI untuk menangkapnya.
Menanggapi itu, pendeta Saifuddin Ibrahim akui paranoid. Dia bilang dia tidak ada urusan dengan FBI di Amerika.
“Ya Paranoid juga karena diakal-akalin padahal di Amerika ini ya enggak ada urusan saya ini akan ditangkap oleh FBI saya lebih takut sama FPI hehe al kadruniah itu,” kata Pendeta Saifuddin di chanel YouTube-nya, Kamis 7 April 2024.
Baca Juga:Tak Kuat Menanjak, Ambulance Terjun ke Jurang Sedalam 60 MeterKocak! Pelaku Curanmor Dinyanyikan Lagu Ulang Tahun dan Tiup Lilin Sebelum Ditangkap Polisi
Saifuddin mengaku saat ini paranoid karena jadi boronan Polisi Indonesia. Dia akui saat ini dalam pelarian dari kota ke kota yang ada di Amerika.
“Jadi jangan jangan takut walalupun saya dalam pelarian dari kota ke kota sepertinya saya ini paranoid,” katanya.
Saifuddin menilia, saat ini jika dirinya kembali ke Indonesia maka akan menambah kegaduhan.
“Saya belum balik ke Indonesia saja sudah kacau, bagaimana saya kalau sudah ada di Indonesia ada di luar saja sudah ngeri ya,” katanya.
Saifuddin Ibrahim menyadari bahwa saat ini polisi sedang memburunya. Dia bilang, tidak perlu ada penangkapan, dia yang nantinya akan menyerahkan diri.
“Mereka sudah merencanakan untuk menangkap saya jadi kalau sampai di Indonesia mereka akan langsung menangkap saya seolah olah mereka bisa, oh berhasil menangkap padahal saya mau menyerahkan diri langsung ke Bareskrim (Polri),” jelasnya.
“(Ngapain) saya ditangkap saya bukan kriminal dan saya bukan penipu apa maksudmu? Haleluya,” lanjutnya.
Baca Juga:Viral di Media Sosial, Yusuf Mansur Marah Sampai Gebrak Meja, Ada Apa?BNI Boyong 23 Penghargaan Pada Ajang Infobank Digital Brand Award 2022
Saifuddin Ibrahim pun mempersilahkan polisi atau FBI menjemputnya di tempat persembunyiannya.
“Boleh polisi menjemput saya dimana tempat persembunyian saya, boleh saja FBI menangkap saya,” jelasnya.
Saifuddin mengatakan, usulannya untuk menghapus 300 ayat Alquran bukan bentuk pemecah belah bangsa. Dia klaim, usulan itu agar Indonesia aman.