GARUT– Tanaman padi siap panen di Jampung Jampang, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut tiba-tiba diserang penyakit tutung daun. Penyakit ini cukup merusak terhadap tanaman padi.
Untungnya, padi yang diserang tutung daun itu sudah berbulir (berbiji) sehingga kerusakannya tidak begitu parah.
” Bila tutung daun menyerang tanaman padi sebelum berbuah.Pasti biji padi ” hapa” (kempes).Bila penyakit itu menyerang tanaman padi menjelang panen, tak berpengaruh terhadap kualitas biji padi,” kata para petani saat ditemui di sela-sela panen, Senin, (28/3).
Baca Juga:Pengurus BUMDes di Wanaraja Garut Berharap Bisa Membentuk Bank DesaBUMDes Berbasis Perbankan di Garut Diharapkan Angkat Potensi dan Keunikan Daerah
Menurut petani setempat, setelah ditimbang, hasil panen cukup normal. Sebelumnya mereka memperkirakan hasil panen akan anjlok dari biasanya.
Harga gabah padi sendiri dihargai oleh bandar pada kisaran Rp400 ribu per kwintal. Itu pun tergantung kualitas padinya.
Sementara itu di tempat terpisah, seperti di Blok Peundeuy Desa Cibiuk Kiduk Kecamatan Cibiuk, hasil panen padi cukup normal.
” Alhamdulillah hasil panen normal. Pemilik pabrik huller pun membeli gabah di sawah Rp 420.000,- per kwintal,” kata Ruhiat petani Cibiuk Kidul.
Biasanya, ketika para petani panen padi banyak bandar yang membelinya. Sekarang bandar padi tak muncul.Padahal kualitas panen padi cukup baik.
Setelah petani menghubungi bandar, ternyata beras hasil panen petani tak dijual bandar ke kota karena situasi dan kondisi ekonomi tak mendukung. Artinya hasil panen padi setelah dihuller dijual di lingkungan sendiri.
Pedagang beras termasuk pemilik pabrik huller, sempat ketiban rezeki ketika KPM BPNT menerima uang BPNT. Mereka membeli beras berkualitas cukup banyak.(pap)