NTB – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mempromosikan konsep Desa Digital sebagai jalan kesejahteraan masyarakat desa.
Ridwan Kamil sharing kepada perangkat desa yang tergabung ke dalam Pengurus Daerah Anggota Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (PDABPDSI) Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pemda Provinsi Jabar memiliki program Desa Digital yang telah mengubah kehidupan dan mindset orang desa menjadi lebih akrab dengan teknologi kekinian.
Baca Juga:Ridwan Kamil Sebut 17 Persen Ponpes di Jabar Sudah Gunakan Teknologi Digitalisasi PertanianInsiden di Polda Jabar, GMBI Distrik Garut Punya Jurus Jitu dengan Sabar dan Sholat
“Semua ekonomi turun selama pandemi COVID-19, kecuali pangan dan digital yang tahan. Sehingga nanti di Jawa Barat setiap mau bertanam apapun itu pakai teknologi digital,” ujar Ridwan Kamil saat menghadiri Rapat Koordinasi PDABPDSI Provinsi NTB, di Grand Royal Bil Hotel, Lombok Tengah, Minggu (20/3/2022) malam.
Akibat pandemi COVID-19, Kang Emil sapaan akrabnya menuturkan banyak bermunculan pekerjaan tetap yang bisa dilakukan dari rumah.
Walaupun rumahnya di desa sekalipun, asalkan disokong oleh kecepatan internet dan sumber daya manusia yang kompetitif.
“Sekarang gara-gara COVID-19, ada kerjaan yang tetap dengan tinggal di rumah. Jadi poin saya adalah masa depan itu berada di desa,” imbuhnya.
Atas dasar alasan itulah Kang Emil bersedia menjadi Bapak BPD Indonesia. Karena dirinya pun memliki cita-cita mulia terhadap perkembangan teknologi digital, demi memetakan pendapatan ekonomi yang merata hingga ke pelosok desa.
“Itulah kenapa saya mau jadi bapak BPD saya mempunyai cita-cita tinggal di desa rezeki kota bisnis mendunia. Dengan lahirnya desa digital tadi di Jawa Barat satu desa saya kasih laptop buat berjualan di e-commerce,” ungkap kang Emil.
“Hal Itu tidak akan terjadi kalau BPD nya tidak berdaya. Kenapa? Karena sistem demokrasi di desa belum sempurna,” cetusnya.
Organisasi BPD ini menurut
Baca Juga:Ridwan Kamil Temui Warga Sunda di NTBJabar Bakal Jadi Ikon Inacraft 2022
Kang Emil diibaratkan sebagai tim sepak bola. Jangan sampai semuanya menjadi penyerang bahkan penjaga gawang.
Melainkan harus memutar otak menentukan strategi yang tepat guna membuat desa menjadi sumber pendapatan ekonomi yang melimpah.
“Nah organisasi kita itu kaya sepak bola, tidak bisa menyerang semuanya harus menggunakan strategi. Nah ini pentingnya kita berhimpun dan saya mau menceritakan apa yang saya jelaskan ini menjadi penyemangat bagi kita bersama,” katanya. (red)