GARUT – Engkos (45) petani cabai warga Desa Cibunar, Kecamatan Cibatu, merasa sedih karena cabe miliknya gagal panen. Hal itu disebabkan karena penyakit dan kondisi cuaca.
Yang membuatnya sangat terpukul, sekarang itu harga cabe tegah melambung karena mendekati bulan Ramadhan.
Menurut Engkos kepada Kasi Kesra Desa Cibunar Rian Mulyana, kerugian yang diderita cukup besar. Dengan luasan lahan kurang lebih 150 tumbak, ia biasa mendapatkan hasil yang cukup besar.
Baca Juga:Pemdes Mekargalih Keluhkan Sertifikat Vaksin Lama Keluar dari Puskesmas, Desa Jadi Sasaran Kemarahan WargaRidwan Kamil Berbagi Konsep Desa Digital ke Aparatur Desa NTB
” Harga cabai di Cibatu tembus Rp 70.000,- per kg. Bila menjual cabe satu kwintal uang Rp 7 juta di tangan. Terlebih panen cabe puluhan kali,” kata Engkos pemilik kebun cabai di Cileles Desa Cibunar tersebut.
Engkos dan petani lainnya, sudah berupaya mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe. Namun sayang, ketika mendekati pane, tiba-tiba buah cabe membusuk.
Rian Mulyana menduga, salah satu penyebab meroketnya harga cabe akibat para petani gagal panen. Hal itu yang membuat harga cabe melambung tinggi di pasaran.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Engkos dan Rian Mulyana, hendak berkomunikas dengan petugas PPOT dan PPL terkait buah cabe membusuk saat dipanen.(pap)
ACA JUGA: Micin atau MSG Berbahaya Bagi Kesehatan, Mitos atau Fakta?