UMKM juga berkontribusi terhadap penyerapan 97% dari total tenaga kerja yang ada dan dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi. Namun, saat ini rasio kewirausahaan di Indonesia masih rendah, yakni 3,47% dari total populasi.
Rasio kewirausahaan untuk sebuah negara maju minimal 5% dari total populasi. UMKM sendiri masih mengalami berbagai tantangan seperti Inovasi yang perlu ditingkatkan, Pembiayaan, Sumber Daya Manusia, Branding dan Pemasaran, Legalitas, serta Standarisasi dan Sertifikasi. Bahkan yang paling krusial yakni adaptasi terhadap perkembangan teknologi.
“Pada masa pandemi ini, perlu dilakukan transformasi UMKM melalui penerapan teknologi digital agar mampu menjadi Super Smart Society,” pungkas Menko Airlangga.
Baca Juga:Harapkan UMKM Indonesia Bangkit Pasca Pandemi, Airlangga Hartarto Minta Doa Ulama SulselSulsel Jadi Lumbung Suara Golkar untuk Menang Mutlak di Indonesia Timur
Selanjutnya menurut Menko Airlangga, sinergi dan kolaborasi yang telah dilakukan bersama Universitas Hasanuddin dalam mendukung pengembangan fasilitas inkubasi telah membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Program ini telah memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada mahasiswa sehingga dapat menjadi bekal bagi mereka yang ingin berwirausaha.
“Oleh karena itu keberadaan Ibukota baru di center of gravity baru di Kalimantan Timur, wajib dan harus dimanfaatkan oleh Unhas. Center of excellence di timur ada di Unhas, sehingga Unhas harus menjadi kiblat pengetahuan di Ibukota baru dan kita akan kembangkan perekonomian berbasis nusantara,” pungkas Menko Airlangga. (red/rls)