“Idenya bukan untuk memberi sanksi pada minyak dan gas karena sifatnya yang esensial, tetapi minyak mendapatkan sanksi oleh kalangan swasta yang tidak mau mengambilnya atau pelabuhan yang tidak mau menerimanya dan semakin lama ini berlangsung, semakin banyak rantai pasokan yang terganggu,” kata Daniel Yergin, Vice Chairman S&P Global.
Amerika Serikat dan sekutu Eropa sedang menjajaki pelarangan impor minyak Rusia, kata Blinken, Minggu, dan Gedung Putih berkoordinasi dengan komite Kongres untuk bergerak maju dengan larangan mereka sendiri.
Rusia mengekspor sekitar 7 juta barel per hari minyak dan produk olahan atau 7 persen pasokan global. Beberapa volume ekspor minyak Kazakhstan dari pelabuhan Rusia juga menghadapi komplikasi.
Baca Juga:Pedagang Lantai 2 di Pasar Limbangan Minta Diterapkan Sistem ZonasiPresiden Rusia Vladimir Putin, Ancam Ukraina Hilangkan Status Kenegaraan Jika Terus Lakukan Perlawanan
Analis Bank of America mengatakan jika sebagian besar ekspor minyak Rusia terputus, mungkin ada kekurangan 5 juta barel atau lebih besar, dan itu berarti harga minyak bisa berlipat ganda dari USD100 menjadi USD200 per barel.
Iran akan membutuhkan beberapa bulan untuk memulihkan aliran minyak bahkan jika mencapai kesepakatan nuklir, kata analis.
Eurasia Group mengatakan tuntutan baru Rusia dapat mengganggu pembicaraan nuklir meski masih mempertahankan kemungkinan kesepakatan sebesar 70 persen. (fin)