Pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang berada di Ukraina terbakar pada Jumat (4/3) pagi setelah serangan Rusia menghantam fasilitas tersebut.
Insiden embangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang berada di Ukraina terbakar itu terjadi saat Rusia mengintensifkan serangan di seluruh Ukraina.
Hingga detik ini tidak ada tanda-tanda langkah apapun yang menggambarkan niat gencatan senjata dari Rusia.
Baca Juga:Mengunyah Permen Karet Bisa Turunkan Berat Badan, Benarkah?Timbul Ruam Merah di Kulit Wajah Karena Alergi Kosmetik? Begini Cara Mengobatinya
Presiden Ukraina Volodymr Zelensky mendesak Barat untuk meningkatkan bantuan militer dan memberinya pesawat.
“Unit pembangkit listrik telah diserang,” kata Zelensky.
Zelensky juga bersumpah Rusia akan menghadapi perlawanan keras. Ia meminta Barat untuk lebih banyak dukungan.
“Jika kita tidak lebih dari itu, Tuhan melarang, Latvia, Lithuania, Estonia akan menjadi yang berikutnya,” katanya.
“(Pembicaraan langsung dengan Putin adalah) satu-satunya cara untuk menghentikan perang ini,” kata Zelensky.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyerukan penghentian segera pertempuran di lokasi tersebut.
Tentara Rusia menembaki PLTN Zaporizhzhia dari semua sisi, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.
“Kebakaran sudah terjadi, potensi bencana nuklir jika pembangkit itu meledak,” kata Kuleba lewat kicauannya.
Baca Juga:Sedang Jalani Isoman di Rumah? Sediakan Vitamin Dan Obat IniBangkitkan Perekonomian Rakyat, Ridwan Kamil: Kita Akan Terus Memperbaiki Pasar-Pasar di Jawa Barat
“Rusia harus segera menghentikan tembakan, mengizinkan petugas pemadam kebakaran, membangun zona keamanan,” tegas Kuleba.
Sebelumnya, Badan Energi Atom Internasional telah membunyikan alarm setelah pasukan Rusia memasuki kota terdekat Enerhodar di Ukraina selatan.
Direktur IAEA Rafael Mariano Grossi mendesak penghentian segera serangan di Enerhodar dan meminta pasukan militer yang beroperasi di sana untuk bersiaga di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir.
Konflik telah menghasilkan lebih dari satu juta pengungsi ke negara-negara tetangga. PBB menyebut jumlah pengungsi akan terus bertambah.(jp)