GARUT – Yayasan Anwarul Mujtahidin Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Senyum Indonesia, menyelenggarakan 3 kegiatan untuk memperingati hari Isra Mi’raj Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Kampung Siderang Legok, RT 02 RW 04, Desa Cintanegara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut pada 26 sampai 27 Februari 2022.
Ustadz Cecep Rahman Hakim, Sekretaris Yayasan Anwarul Mujtahidin Indonesia menjelaskan, pihaknya seagai panitia lokal berhasil mengajak Yayasan Senyum Indonesia menyelenggarakan hiburan bagi masyarakat.
3 kegiatan yang diselenggarakan itu antara lain, Khitanan massal, santunan jompo dan anak yatim, festival layangan dan juga tablig akbar dengan wayang di malam puncak acara.
Baca Juga:Ingin Ridwan Kamil Tetap Becanda Meski Jadi Presiden, Ini Kata Komika UusBRI Terapkan Prinsip ESG dalam Pembiayaan UMKM, Wujudkan Champion of Financial Inclusion
Cecep menjelaskan, antusiasme masyarakat di Desa Cintanegara begitu besar mengikuti acara ini. Karena selain memperingati hari Isra Mi’raj, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi masyarakat Desa Cintanegara.
Cecep menyebutkan, untuk kegiatan khitanan massal pihaknya mendapatkan kuota sebanyak 41 anak dari Yayasan Senyum Indonesia.
Dengan khitanan massal tersebut, para orang tua dari peserta merasa sangat bersyukur mendapatkan bantuan tersebut. Terlebih pelaksanaan sendiri bertepatan dengan hari bersejarah di dalam Islam.
Kemudian untuk festival layangan, pihaknya bersama Yayasan Senyum Indonesia, melombakan berbagai macam kreasi bentuk layangan. Warga Desa Cintanegara pun membuat berbagai bentuk layangan dari mulai bentuk orang, burung, naga dan berbagai bentuk lainnya.
Warga yang memiliki kreasi bentuk paling menarik dan berhasil menerbangkan layangan mendapatkan hadiah dari panitia.
Tentunya Festival layangan ini menjadi daya Tarik tersendiri bagi masyarakat Desa Cintanegara. Sekaligus layangan ini juga menjadi satu tema yang diambil dalam acara ini yaitu “ Manuk Hiber Khitan Berkah”. Yang artinya manuk hiber atau burung terbang yang disimbolkan dari layangan menandakan keburukan agar menjauh dari warga Desa Cintanegara. Kemudian khitan berkah yang artinya semoga anak-anak yang mengikuti khitanan mendapatkan keberkahan.
Sementara santunan bagi jompo diberikan kepada para jompo yang berusia 50 tahun ke atas yang memang sangat membutuhkan bantuan. Mereka mendapatkan berbagai sembako untuk kebutuhan hidup terutama menjalani hari-hari sulit di masa pandemi. Begitu juga dengan anak yatim juga turut mendapatkan santunan dari Yayasan.