GOWA – Seorang oknum perwira polisi berpangkat AKBP menjadikan siswi SMP sebagai budak seks.
Aksi tidak terpuji oknum polisi tersebut, berkedok siswi SMP dijadikan sebagai ART. Yang ternyata juga jadi budak seks.
Siswi SMP tersebut diiming-imingi berbagai hal, hingga akhirnya tetap bungkam kendati jadi budak seks perwira polisi tersebut.
Baca Juga:Lakalantas di Tol Semarang, Satu Siswa PKL Meninggal Dunia Dalam Bus Rombongan Study TourBRI Terapkan Prinsip ESG dalam Pembiayaan UMKM, Wujudkan Champion of Financial Inclusion
Korban yang berusia 13 tahun juga dipaksa untuk bungkam atas tindakan bejat AKBP berinisial M tersebut.
Dia pun memendam penderitaan menjadi budak seks perwira polisi yang merupakan tetangganya itu.
Sampai satu ketika, IS kemudian bercerita kepada tantenya yang ada di Kalimantan. Bahwa dia dijadikan budak seks di rumah perwira polisi.
Cerita yang disampaikan IS oleh tantenya disampaikan kepada orang tua korban. Yang kemudian menindaklanjuti laporan ini.
Diselidiki Propam Polda Sulsel
Sehingga tindakan bejat AKBP M terungkap dan kini kasusnya sedang diselidiki propam Polda Sulsel.
Pihak keluarga korban membeberkan awal mula peristiwa yang kini mendapat sorotan publik itu.
Anggota keluarga korban berinisial AK menjelaskan, kejadian bermula ketika AKBP M sedang mencari asisten rumah tangga (ART) di Desa Kanjilo, Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Baca Juga:Menara Masjid Agung Kabupaten Tasik AmbrukKetua FPD Garut Kritisi BPNT Dalam Bentuk Uang
“Ada tetangga (bilang) bapak ini menawarkan suatu pekerjaan. Kebetulan saat itu (terduga pelaku) lagi membutuhkan orang untuk bekerja di rumahnya,” ujar AK (45), Selasa (1/3) dini hari.
AK menambahkan korban mulai kerja di rumah terduga pelaku pada bulan September 2021.
Setelah bekerja sebagai asisten rumah tangga, IS sering mendapatkan tindakan tak terpuji yang dilakukan terduga pelaku AKBP M.
“Ini awalnya korban curhat kepada tantenya yang ada di Kalimantan. Tantenya kemudian sampaikan ke bapak hingga semua keluarga tahu semua dan kami keberatan,” katanya.
AK mengungkapkan, selama bekerja, ada keanehan yang dialami IS. Juga jam kerja yang diberlakukan oleh M.
Dia mengatakan jam kerja IS di rumah oknum AKBP M tidak menentu.
IS bisa sewaktu-waktu pergi kerja jika mendapat panggilan. Setiap kali dibutuhkan, IS akan ditelepon untuk datang ke rumah.