Isra’ Mi’raj, Serangkaian Kisah Peristiwa Perjalanan Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj, Serangkaian Kisah Peristiwa Perjalanan Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi Foto (Pixabay @UmmePhotos / 27 images)
0 Komentar

Peristiwa Isra Mi’raj, saat itu, seperti biasa Rasulullah Muhammad SAW mengisi waktu usai Isya dengan tidur lebih awal agar bisa bangun pada sepertiga malam terakhir untuk salat. Namun, malam itu malaikat Jibril datang mengunjungi Rasulullah.

Jibril lalu mengajak Rasulullah keluar rumah dan bepergian, melaksanakan Isra Miraj. Rasulullah kemudian menaiki Buraq bersama Jibril dan Mikhail, untuk kemudian dalam sekejap melesat menuju Masjidil Aqsa.

Sebelum tiba, Jibril sempat mengajak Rasulullah salat di beberapa tempat seperti Tayyibah (Madinah Al Munawwarah), Madyan (tempat berteduhnya Nabi Musa AS saat dikejar Firaun), Thursina (tempat Nabi Musa menerima wahyu Allah) dan Betlehem atau Bait Al Lahm (tempat lahirnya Nabi Isa).

Baca Juga:Anggota GMBI Distrik Garut Kritis, Diduga Menjadi Korban PenganiayaanKlaim Dapat Dukungan Mayoritas Cabor dan Dewan Penasehat, Rajab Masuk Kandidat Diperhitungkan dalam Pemilihan Ketua KONI Garut

Usai salat, Rasulullah melanjutkan perjalanan menuju Baitul Maqdis. Setiba di sana, Rasulullah disambut Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan para nabi lainnya.

Allah SWT telah mempersiapkan mereka agar bertemu dengan Rasulullah. Setelah itu, mereka salat berjemaah dengan Rasulullah sebagai imam.

Tidak hanya di Masjidil Aqsa, Rasulullah juga bertemu dengan beberapa nabi ketika naik dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha.

Rasulullah bertemu Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam.

Saat berada di langit ketujuh, Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim yang perawakannya sangat mirip dengannya.

Dari perjalanan ini Rasulullah mendapatkan banyak sekali pesan dari para nabi lain untuk penyebaran Islam kepada umat muslim.

Nabi Muhammad saw. menerima perintah salat dari Allah untuk umat Islam. Awalnya, jumlahnya 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah turun, Nabi Musa mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan, hingga tersisa 5 rakaat sehari semalam, dan beliau malu untuk memohon lebih sedikit lagi.

Baca Juga:Jelang Pemilihan Ketua KONI Garut, Ini Harapan Cabor BulutangkisPemerintah Evaluasi Pelaksanaan PPKM, Menko Airlangga : PPKM Diperpanjang Mulai Tanggal 1 Hingga 14 Maret 2022

Rasulullah berkata, “Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa malu”.

Jika rasul saja malu meminta keringanan rakaat shalat pada RabbNya, mengapa kita sebagai umatnya tak pernah merasa malu ketika meninggalkan satu waktu yang hanya berjumlah beberapa rakaat shalat saja.

0 Komentar