Rusia Lakukan 203 Serangan ke Ukraina Selama 9 Jam

Rusia Lakukan 203 Serangan ke Ukraina Selama 9 Jam
Rusia Tercatat Lakukan 203 Serangan ke Ukraina Selama 9 Jam. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia melakukan serangan misil
0 Komentar

Selama beberapa pekan terakhir, ada sekitar 150 ribuan pasukan Rusia yang mengepung Ukraina dari tiga lokasi. Yaitu, Belarusia, Krimea, dan perbatasan Rusia-Ukraina. BBC mengungkapkan bahwa konvoi militer Rusia menyeberang dari Belarusia menuju Chernihiv, Ukraina.

Mereka juga masuk dari wilayah Rusia menuju Sumy di Ukraina Utara. Pasukan di Krimea masuk ke Kherson dan di perbatasan Rusia-Ukraina langsung menuju Luhansk dan Kharkiv.

Zelensky meminta agar negara-negara Eropa membantu mereka dengan mengirimkan pasukan untuk melindungi dari udara. Dia juga meminta agar Belarusia disanksi.

Baca Juga:KH Maman Politisi PKB Ingatkan Yaqut Jangan Terus Buat GaduhButet Suci

Sebagian pasukan Rusia berada di Belarusia dengan alasan latihan perang gabungan. Mereka kini ikut menyerbu ke Ukraina. Versi Belarusia, tidak ada pasukan mereka yang ikut dalam penyerangan.

Beberapa pasukan Rusia dikabarkan berada di Laut Hitam. Ukraina meminta tolong kepada Turki agar menutup selat Bosphorus dan Dardanelles untuk kapal-kapal dari Rusia. Dengan begitu, mereka tidak bisa masuk ke Maripol dan Odessa dari laut. Itu membuat Turki dalam posisi sulit. Sebab, selama ini negeri yang terletak di dua benua tersebut memiliki hubungan baik dengan Rusia maupun Ukraina.

Serangan Rusia membuat penduduk sipil Ukraina panik. Banyak di antaranya yang bersembunyi di stasiun bawah tanah di Kiev. Di stasiun pengisian bahan bakar dan ATM antrean juga mengular. Jalur-jalur keluar dari ibu kota kini penuh. Kiev memberlakukan jam malam mulai pukul 22.00 hingga 07.00 waktu setempat. Di jam malam tersebut semua transportasi umum tidak beroperasi.

Negara-negara Barat langsung merespons serangan Rusia dengan kecaman dan sanksi. Sekjen NATO Jens Stoltenberg menyebut Rusia telah melakukan perang brutal. ’’Moskow telah menghancurkan perdamaian di Benua Eropa,’’ ujarnya.
Presiden Lithuania Gitanas Nauseda memilih untuk menandatangani dekrit status darurat di negaranya. Negara Baltik anggota NATO itu berbatasan dengan wilayah Kaliningrad, Rusia.

Ada ketakutan bahwa perang bakal merembet. Status darurat yang berlaku hingga 10 Maret itu akan memberikan keleluasaan penggunaan anggaran negara dan perlindungan perbatasan. Penjaga perbatasan bakal memiliki otoritas lebih untuk menghentikan dan memeriksa individu maupun kendaraan yang bakal melintas. Republik Ceko di lain pihak memilih menghentikan pembuatan visa untuk warga Rusia.

0 Komentar