WILAYAH kekuasaan Prabu Siliwangi Sri Baduga Maharaja atau Kerajaan Sunda nyaris mencakup seluruh Pulau Jawa.
Di bawah kepemimpinan Prabu Siliwangi, wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda mencakup wilayah Kanekes atau Badui sampai ke Jawa Tengah.
Luas wilayah kekuasaan Prabu Siliwangi ini, disebut hampir setengah dari Pulau Jawa. Yang ketika itu, juga ada beberapa kerajaan.
Baca Juga:Tumpukan Sampah di Jalan Banyuresmi Timbulkan Bau Tak SedapDisandingkan Untuk Menjadi Capres Cawapres, Survei SMRC, Ridwan Kamil – Anies Baswedan Pasangan Kuat di Pilpres 2024
Tome Pires dalam Suma Oritental (1513-1515 M) menyebutkan bahwa Kerajaan Pajajaran memiliki luas setengah Pulau Jawa.
Sebagian versi lagi menyatakan wilayah kekuasaan Prabu Siliwangi adalah sepertiga ditambah seper delapan dari Pulau Jawa.
Dari keterangan Tome Pires, Kerajaan Sunda mencakup Suku Sunda, Betawi, Urang Kanekes atau Badui.
Bahkan, wilayah kekuasaan Prabu Siliwangi disebutkan membentang sampai Kabupaten Brebes dan sekitarnya.
Berbatasan dengan Kerajaan Kalingga
Namun, dipastikan wilayahnya tidak sampai lebih ke utara lagi. Mengingat berbatasan dengan Kerajaan Kalingga dan di selatan ada Kerajaan Mataram.
Dalan Naskah Sunda Kuno disebutkan bahwa penanda wilayah kekuasaan Prabu Siliwangi dilambangkan dengan Mandala.
Mandala adalah tempat suci yang jumlahnya 73. Disebutkan pula, Kabuyutan Tatar Sunda mendapatkan akulturasi budaya dengan masuknya agama Buddha di Jaw Barat.
Baca Juga:Kopri Garut Gandeng Densus 88 Bahas Radikalisme NIIKecamatan Cibiuk Digadang-gadang Jadi Ibu Kota Garut Utara
Biasanya, Mandala berupa batu utama sebagai benda untuk mengarahkan pikiran lebih fokus.
Diantaranya adalah Mandala Puwalingga yang ditemukan di Purbalingga, Mandala Puakarta yang ditemukan di Purwokerto.
Kemudian artefak candi kuno di Bumi Ayu Brebes dan lain sebagainya.
Namun, situs di wilayah Bumi Ayu disebutkan merupakan peninggalan Kerajaan Galuh pada Abad ke-9.
Toleransi Kehidupan Kerajaan
Yang artinya, belum masuk era Prabu Siliwangi berkuasa sebagai Raja Sunda.
Kerajaan Sunda atau Pajajaran sendiri tercatat ketika itu mayoritas penduduknya menganut Agama Hindu. Namun, kerajaan ini sangat toleran dan banyak agama baru yang masuk.
Bahkan Agama Islam juga Buddha dapat melakukan syiar dengan bebas di berbagai area kerajaan. Bahkan tidak mendapatkan halangan.
Interaksi Kerajaan Sunda dengan dunia internasional juga sudah terjadi. Baik lewat jalur perdagangan maupun pertahanan keamanan, khususnya dengan Portugis.
Kerajaan Sunda berdiri pada tahun 923 M oleh Sri Jabhupati. Yang kemudian terus berkembang hingga di era Sri Baduga Maharaja atau Abad 14 hingga 15, mencapai puncak kejayaan.