“Saya sampai di kampus saya untuk menghadiri kelas dan menemukan bahwa ada banyak anak muda yang memakai syal safron,” ujarnya.
“Mereka menghalangi saya dan mengatakan bahwa saya tidak bisa memasuki lingkungan kampus.”
Ketika dia tiba di gerbang sekolah, dia mengaku melihat tiga atau empat siswa, yang mengenakan burka, ditolak oleh para pemuda itu.
Baca Juga:22 Produk Seni dan Kebudayaan, Dijadikan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) di Jawa BaratMeski Penyakit DBD Masih Terkendali, Masyarakat Harus Tetap Menjaga Kebersihan Lingkungan
“Mereka memegang syal mereka dan meneriakkan ‘Jai Sri Ram’. Mereka menyuruh saya melepas jilbab saya dan baru setelah itu saya diizinkan masuk ke kampus saya. Mereka mengancam saya.”
Namun, seperti yang dilansir moeslemchoice.com, Muskaan Khan mengatakan dia bertekad terus melawan.
Dia memarkir skuternya dan melanjutkan berjalan ke kelasnya. Saat itu, katanya, “sekitar 30-40 anak muda” datang ke arahnya, dan berteriak “Jai Shri Ram”.
“Sekali lagi, mereka menyuruh saya melepas jilbab jika saya ingin masuk ke dalam,” katanya.
Keberadaan perempuan Muslim yang memakai hijab dan burka di India adalah pemandangan yang jamak.
“Ya, saya memang berteriak ‘Allahu Akbar’. Ketika saya takut, saya memanggil Allah dan itu memberi saya kekuatan.”
Saat itulah kepala sekolah dan para guru bergegas keluar dan mengantarnya untuk masuk ke kelas.
Baca Juga:Marc Marquez Tulis Jakarta Jadi Yakarta, Warganet: Kalo Buat Ayang Mah Typo Juga Gapapa KokHabib Ali Alhinduan: Valentine Hari Maksiat, Bukan Budaya Indonesia
Muskaan Khan mengatakan dia senang melihat apresiasi yang dia terima di media sosial:
“Begitu banyak cinta yang mereka berikan kepada saya dan itu memberi saya begitu banyak kekuatan. Saya sangat berterima kasih kepada mereka.”
Dia juga menjelaskan bahwa dia “tidak membedakan antara Hindu dan Muslim”.
“Anak laki-laki ini tidak mengizinkan saya untuk mendidik [diri saya sendiri] karena saya mengenakan jilbab,” katanya.
“Jadi, saya hanya membela hak saya.”(ing/radarcirebon)