JAKARTA – Dalam akun Twitter resminya, Habib Ali Alhinduan, penceramah ahlussunnah waljama’ah, mengatakan bahwa Valentine merupakan hari maksiat, bukan budaya Indonesia.
Menurut habib Ali Alhinduan, banyak sekali fenomena yang terjadi setelah adanya perayaan Valentine, atau hari maksiat, misalkan banyaknya maksiat, seperti kasus hamil di luar nikah, serta kasus aborsi yang terus meningkat, dan tentunya bukan budaya Indonesia
“Saya setuju #ValentinHariMaksiat karena nyatanya setiap perayaan hari valentine kasus hamil diluar nikah dan aborsi selalu naik. Lagi pula valentine bukan budaya Indonesia,” kata Habib Ali Alhinduan Senin(13/02/22).
Baca Juga:Imbas Harga Minyak Dunia Naik, Pertamina Resmi Ikut Menaikan Harga BBMBejat! Guru Ngaji di Subang, Tega Cabuli 7 Orang Santrinya
Selain itu, Menurut sebagian orang juga Valentine atau hari kasih sayang yang setiap tahun di tanggal 14 Februari, selalu dirayakan oleh seluruh dunia tentunya tidak ketinggalan orang Indonesia yang ikut meramaikan. dan Hari Valentine sering dirayakan bagi sepasang kekasih, dan identik juga saling memberi hadiah. Hadiah yang diberikan pada umumnya berupa cokelat dan bunga, karena sebagai ungkapan rasa kasih sayang.
Habib Ali menyampaikan, banyak sekali pihak yang kerap sering menyerang syariat Islam seperti jilbab dan jenggot dengan narasi bukan budaya Indonesia.
Beda halnya dengan Valentine Day mereka mendukung dan ikut serta merayakan, padahal itu sama sekali bukan budaya Indonesia.
“Jangan hanya gamis, cadar dan surban diserang karena bukan budaya kita tapi valentine yang jelas merusak malah didukung!!!” jelasnya.
Perayaan Valentine Day atau hari kasih sayang, tidak terlepas dari hubungan pasangan yang tidak halal. Yang mana harga diri wanita hanya dihargai dengan sepotong cokelat.
“Hari kasih sayang itu adalah hari dimana dia sah dan halal buatmu. Bukan dengan gombalan murah dibungkus dengan coklat yang 1-2 hari akan habis sementara kesucianmu dan harga dirimu ternodai. Bangunlah cinta diatas,” tuturnya.