BANDUNG- Digadang-gadang jika pertemuan yang diakukan Menko Airlangga Hartarto dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, berkaitan dengan rencana isu politik atau Pilpres 2024 mendatang.
Mengomentari itu Menko Airlangga Hartarto mengatakan pertemuan tersebut hanya membicarakan terkait keinginannya untuk mengusulkan nama jalan di Sukabumi dengan nama Letkol Eddy Sukardi.
Menurut Airlangga Hartarto, Letkol Eddy Sukardi merupakan pahlawan asli dari Jawa Barat yang ikut berperang melawan penjajahan Belanda pada 9 Desember 1945 silam.
Baca Juga:Jelang Pilpres 2024, Menko Airlangga Dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Bertemu Secara Diam-Diam, Ada Apa?Ridwan Kamil Melepas Tim Sepak Bola Turnamen Antar Wartawan se-Indonesia
“Pertempuran Bojongkokosanyang dipimpin oleh Letkol Eddy Sukardi sangat fenomenal dan ditetapkan sebagai hari juang Siliwangi,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis.
Eddy Sukardi sendiri merupakan masih Paman Airlangga Hartarto dan untuk menhormati jasa pahlawan di Kabupaten Sukabumi, maka Eddy Sukardi ditetapkan sebagai nama jalan di Kabupaten Sukabumipada 2004 silam.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dipilihnya nama paman dari Airlangga untuk nama jalan di Sukabumi lantaran demi menghormati jasa Letkol Eddy Sukardi dalam mengusir penjajah dari Tanah Pasundan.
Untuk diketahui, Nama Letkol Eddy Sukardi merupakan pahlawan yang berjasa selama masa perang kemerdekaan RI.
Saat menjabat sebagai Komandan Resimen III TKR dengan pangkat Letnan Kolonel, ia memimpin perang terhadap pasukan sekutu yang dipimpin Inggris.
Di sepanjang jalur Bojongkokosan, Sukabumi, dan Cianjur perang berkecamuk dan memakan banyak korban jiwa dari kalangan pejuang maupun tentara sekutu.
Salah satu pertempuran yang fenomenal terjadi pada Desember 1945 – Maret 1946, Letkol Eddy Sukardi berhasi memukul mundur pasukan sekutu dengan tentara bayaran dari Ghurka.
Banyak serdadu yang gugur. Bahkan 150 kendaraan tempur hancur, termasuk tank Sherman, kendaraan tempur legendaris dalam Perang Dunia II.
Baca Juga:Ridwan Kamil Ciptakan Program Petani MilenialBos Warteg Perkosa Karyawan yang Masih Remaja di Bekasi
Akibat kerugian itu, membuat parlemen Inggris marah karena banyaknya korban dari pihak mereka. Peristiwa itu dikenal sebagai “Palagan Bojongkokosan”.
Selepas perang Eddy sempat menjadi panglima di Kalimantan. Ia mengakhiri kariernya sebagai tentara pada 1957 dengan pangkat kolonel.
Pada 5 September 2014, Eddy Sukardi meninggal dunia di Bandung. Sejarah mencatat keberanian dan perjuangannya Letkol Eddy Sukardi bersama pejuang lainnya melahirkan semanga juang bagi masyarakat Jawa Barat.