Meskipun begitu, tingkat keberhasilan dalam penggunaan alat kontrasepsi ini terbilang cukup baik, tingkat kegagalan hanya 8% jika penggunanya menggunakan secara teratur.
Efek Sampingnya:
Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular, Peningkatan berat badan, Dapat mengganggu produksi ASI, Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi, Rasa mual, Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara, dan yang terakhir gairah seks menurun.
4. IUD atau Spiral
IUD biasa diletakkan di dalam rahim untuk menghadang sel sperma menembus sel telur. Terdapat 2 jenis IUD yaitu yang terbuat dari tembaga dan dapat bertahan selama 10 tahun, atau yang mengandung hormon dan bertahan selama 5 tahun.
Efek Sampingnya:
Baca Juga:Polisi Kejar Para Pelaku Penusukan Purnawira PolriAli, Penjual Bakso Ikan Dikabarkan Hilang Sejak Belanja ke Pasar Ciawitali Garut
Keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut, Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak teratur, Dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah haid), Dapat terjadi infeksi jika tubuh menolak keberadaan IUD.
5. Tubektomi
Merupakan tindakan KB permanent atau sterilisasi pada perempuan, yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi sehingga sel telur tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma untuk masuk ke dalam tuba falopi.
Efek Sampingnya:
Nyeri pada panggul atau perut, Infeksi pasca operasi, Pendarahan, Komplikasi, Beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik.
Setiap alat kontrasepsi atau tindakan pencegahan kehamilan pasti memiliki efek sampingnya dan tentu akan berbeda-beda pada setiap orang, ada orang yang mungkin akan mengalaminya, tapi ada pula yang tidak akan merasakannya. Sebelum memilih alat kontrasepsi, diharuskan konsultasi terlebih dahulu pada bidan atau dokter kandungan.(san)