JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan membangun sebuah kota baru harus memiliki identitas dan kearifan lokal. Konsep 3D atau Desain-Density- Diversity juga harus menjadi rumus penting yang diterapkan demi membangun sebuah peradaban yang berkelanjutan.
Momentum pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan menjadi bagian penting dari transformasi Indonesia menuju ekonomi hijau. Untuk itu Ridwan Kamil meminta Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) segera ambil bagian dengan merespons melalui kajian keilmuan yang komprehensif.
“Karena untuk membangun peradaban kota ada rumus desain, density dan diversity. Rumus 3D ini harus dijaga dalam pembangunan IKN demi melahirkan peradaban kehidupan yang sustainable,” kata Ridwan Kamil saat menjadi narasumber secara virtual dalam acara Paradigma Kota dan Arsitektur di Masa Depan, Arsitektur sebagai Artefak Peradaban dalam Perspektif Istana di Hotel Double Three, Jakarta, Rabu (9/2/2022) malam.
Baca Juga:3 Jenderal NII di Garut Segera Akan DisidangkanIman Poniman, Guru PPPK di Kota Banjar Belum Bisa Terima Gaji Karena SK Belum Turun
Ridwan Kamil berpandangan pelibatan dalam pembangunan tata kota baru Asosiasi seperti halnya IAI sangat diperlukan. Nantinya, masukan-masukan dari segi keilmuan para arsitek se-Indonesia bisa menumbuhkan pembangunan kota dengan konsep ekonomi hijau.
“Kalau saya boleh mengusulkan, harus ada pendamping (konsultan) dalam pembangunan IKN salah satunya asosiasi IAI ini, dalam menentukan sebuah proyek pembangunan di IKN ini,” kata Kang Emil – sapaan akrab Ridwan Kamil.
Dengan melibatkan asosiasi IAI, Kang Emil menjamin proses pembangunan akan berjalan lancar. Para arsitek bertindak dan memberikan pendapatnya sesuai dengan keilmuan juga kebutuhan kota baru.
“Jadi saran saya itu kesuksesan asosiasi menjadi penasihat dalam menentukan ya atau tidaknya dalam proyek IKN. Kalau hadir jadi konsultannya Presiden, terjamin lah pembangunannya,” sebutnya.
Di hadapan 500 arsitek yang mengikuti acara via daring, Kang Emil berharap pembangunan IKN bisa mengombinasikan urban desain khas Eropa dan budaya kita.
“IKN harus kombinasi urban desain khas Eropa. Selain itu ekspresi budaya negara kita juga harus dilibatkan yang penuh dengan keragaman budayanya dimulai dari etnis Jawa, Sunda, Papua, Ambon, Batak dan lain-lain,” pungkas Kang Emil.