SLAWI – Antisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal, Bupati Tegal Umi Azizah gelar rapat koordinasi lintas sektor di Pendopo Amangkurat, Rabu (2/2) siang.
Lonjakan kasus konfirmasi hingga mencapai 47 orang dalam dua pekan terakhir membuat pihaknya perlu segera mengambil langkah strategis pencegahan dan pengendaliannya.
Tercatat, 49 orang terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Tegal pada Selasa (1/2) kemarin, di mana empat orang diantaranya menjalani perawatan di rumah sakit.
Baca Juga:Seorang Pria di Brebes Ditemukan Gantung Diri di Pohon ManggaKebijakan Satu Harga Minyak Goreng Belum Efektif
Menanggapi hal itu, Bupati Tegal Umi Azizah menekankan perlunya pengendalian penularan Covid-19 sebagai agenda prioritas, sekalipun dampak keparahan Omicron cenderung lebih ringan dibandingkan Delta.
Umi pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan saat menjalankan aktivitasnya di luar rumah. Sebab bagaimana pun, penambahan kasus Covid-19 tetap meningkatkan risiko kematian pada pasien komorbid dan kalangan lanjut usia.
“Saya rasa pencegahan adalah langkah yang terbaik. Dan kuncinya ada di penerapan protokol kesehatan. Kita tidak ingin gelombang pandemi Covid-19 tahun lalu yang sudah merenggut 816 jiwa penduduk Kabupaten Tegal terulang kembali,” tegas Umi.
Di hadapan unsur Forkopimda, kepala perangkat daerah, camat beserta Forkopimcam, Umi mengungkapkan jika tanda-tanda kenaikan kasus harian Covid-19 di Kabupaten Tegal sudah mulai terlihat.
“Sejak tanggal 20 Januari lalu, kasus konfirmasi harian mulai meningkat. Dari yang sebelumnya nol kasus pada beberapa hari sebelumnya mulai beranjak menjadi tiga kasus baru, empat kasus baru, sampai puncaknya hari Jumat (28/1) lalu yang mencapai 13 kasus baru. Sehingga total saat ini ada 49 kasus aktif di Kabupaten Tegal, di mana lima di antaranya dirawat di rumah sakit,” ungkap Umi.
Pada kesempatan ini, Umi juga akan mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mengingat positivity rate temuan kasus konfirmasi terus meningkat dan ditemukannya klaster sekolah madrasah tsanawiyah.
Sehingga dirinya pun memerintahkan jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar mempersiapkan kurikulum darurat efektif untuk memitigasi learning loss seandainya nanti ada pembatasan PTM.
Baca Juga:Pengunjung Alun-alun Garut dan Kerkhof DibubarkanPanglima Jilah TBBR, Sumpah Tali Darah dengan Cirebon, Tukar Pusaka Gading Gajah
Hal tersebut bertujuan membantu para guru supaya lebih fokus pada materi esensial dan menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam.