CIANJUR – Saat ini penyebaran kasus Covid-19 kembali naik. Beberapa kabupaten yang ada di Jawa Barat tidak kembali menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Pasalnya, dikhawatirkan terjadi peningkatan kasus atau terjadinya kluster sekolah. Namun, di Kabupaten Cianjur hanya dilakukan PTM Terbatas 50 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy, mengatakan, Penyelenggaraan PTM 50 persen berdasarkan eskalasi dan juga tidak ditemukannya kluster sekolah. Meskipun eskalasi kasus ada, tapi tidak meningkat seperti daerah lain. Tapi hal tersebut bisa berubah sesuai kondisi yang ada.
“Ini sebetulnya dikembalikan ke daerah masing-masing, selain itu PTM 50 persen berdasarkan eskalasi dan juga tidak adanya kluster sekolah di Cianjur,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy.
Baca Juga:Didorong Tokoh dan Komunitas di Tasikmalaya Untuk Maju di Pilpres, Begini Tanggapan Ridwan KamilRidwan Kamil Resmikan Pusat Budaya Pagerageung Tasikmalaya
Meski demikian, potensi terjadinya kasus Omicron melalui transmisi lokal bisa saja terjadi. Pasalnya tingkat penyebarannya yang lebih cepat dari varian sebelumnya. Meskipun gejalanya ringan, tetap harus diwaspadai.
“Potensinya besar sekali, karena Omicron berkali-kali lipat dari Delta. Meskipun gejalanya ringan tidak perlu perawatan rumah sakit, tapi tetap diwaspadai,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Cianjur, Herman Suherman menuturkan, pelaksanaan PTM 50 persen sudah mengikuti aturan yang ditetapkan Pemerintah Pusat. Namun, pihaknya tetap meningkatkan kewaspadaan, sehingga tidak kecolongan seperti sebelumnya.
“Insya allah Cianjur aman, yang terpenting antisipasi. PTM 50 persen dirasa cukup. Saya tidak ingin terjadi seperti sebelumnya,” tutupnya. (kim/radarcianjur)