CIANJUR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, menyebutkan, ZL (6,5) Siswa PAUD asal Kecamatan Pasirkuda meninggal dunia bukan akibat vaksin Covid-19 melainkan murni karena infeksi otak.
“Bukan karena vaksin, itu murni karena infeksi otak. Hasil lab nya sudah resmi secara tertulis dari Komnas KIPI Rabu (26/1) kemarin,” ujar Sekretaris Dinkes Cianjur, Yusman Faisal, Rabu (2/2).
Menurutnya, penyakit tersebut sudah di alami ZL jauh sebelum melakukan vaksin. Namun kata Yusman, orang tua anak tidak mengetahui hal tersebut.
Baca Juga:Kantor Kecamatan Samarang yang Lama Akan Dihibahkan ke DesaDomba di Kandang Raib Diduga Dicuri, Warga Desa Cintakarya ini Sedih Karena untuk Aqiqah Anaknya
“Saat screening pun kita hanya pemeriksaan dasar kalau anak itu pas diperiksa tidak demam otomatis tidak terdeteksi. Yang lebih mendalam itu ketika sesi pertamanya, apakah punya penyakit atau tidak. Orang tua korban bilang tidak, karena mungkin tidak tahu,” paparnya.
Yusman menilai, kejadian tersebut merupakan kebetulan, dimana infeksi yang diderita anak bereaksi ketika vaksin diberikan sehingga mengira penyebab meninggalnya anak tersebut diakibatkan oleh vaksin.
“Itu masuknya kebetulan. Infeksi yang menggerogoti otaknya bereaksi setelah di vaksin. Padahal kematian anak bukan karena vaksin tapi murni infeksi otak. Surat resminya ada tapi tidak bisa dipublikasikan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir untuk divaksin lantaran sejauh ini dari tiga kasus pasien yang bergejala KIPI usai vaksin bukan disebabkan oleh vaksin melainkan penyakit bawaan.
Diberitakan sebelumnya, ZL (6,5) seorang siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) asal Kecamatan Pasirkuda, Cianjur, meninggal dunia usai menerima vaksin Covid-19, Selasa (18/1). Diduga siswa tersebut mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).(mg1/hyt/Cianjur Ekspres)