GARUT – Banjir bandang melanda Kampung Cimanuk RT/RW 01/06 Desa Sukatani Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut pada hari Senin, 31 Januari 2022 sekitar pada pukul 16.00 WIB.
Banjir ini terjadi karena intensitas hujan sehingga sungai cimanuk ini tidak dapat menampung intensitas air sehingga akhirnya meluap ke pemukiman warga sekitar.
Camat Kecamatan Cisurupan Odik Sodikin mengatakan bahwa banjir setinggi lutut orang dewasa ini sudah dua kali terjadi di desa tersebut.
Baca Juga:Rusuh di Mapolda Jabar, 12 Pentolan GMBI Jadi TersangkaMenko Airlangga : Labour20 Dalam Presidensi G20 Dorong Penuntasan Kemiskinan dan Pengangguran
“Kejadiannya karena air meluap karena daya tampung sungai tersebut kurang, karena TPT (Tembok Penahan Tanah) terlalu rendah,” kata Odik saat diwawancarai melalui telepon pada hari Senin (31/1/2022).
Dia berkata, pembangunan TPT di sungai cimanuk ini tingginya sejajar dengan pemukiman warga di bibir sungai tersebut.
Dia berkata, ada sekitar 8 rumah yang terdampak luapan air sungai cimanuk ini. Karena jarak antara bibir sungai dan pemukiman warga sekitar 2,5 meter.
“Saya sudah melaporkan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), malahan saya mengajukan ke DKP (Dinas Ketahanan Pangan) sama BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai),” katanya.
Dia berkata, pihak DKP sudah memberikan bantuan berupa tanggul sementara berupa karung yang berisikan material yang diberikan pada banjir yang pertama.
Meski mendapat bantuan tersebut, dan sudah ditumpukkan menjadi sebuah tanggul, dia berkata tidak efektif, hasilnya bantuan karung tersebut hanyut terbawa aliran sungai akibat banjir ini.
“Untuk sementara, kalau bisa pakai boronjong dulu, sekitar 2 meter lah,” katanya.
Dia berkata, sebelum TPT tersebut ditinggikan, lebih baik memakai boronjong terlebih dahulu, karena sekarang masih musim hujan.
Ditakutkan akan tidak begitu efektif pembangunan TPT jika dibangun pada musim hujan seperti ini.
Baca Juga:Menang Lagi, Indonesia Bekuk Timor Leste dengan Skor 3-0Perkuat Stabilitas Ekonomi Daerah, Pemerintah Tingkatkan Pemberdayaan UMKM
“Saya sudah berupaya melaporkan ke BPBD dan ke BBWS, tinggal nunggu hasil survey mungkin (dari keduanya),” katanya.
Meskipun kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, kejadian ini menimbulkan kerugian materil yang masih di data oleh pihak Camat Cisurupan.
Selain kerugian materil, warga sekitar juga merasa was – was dan takut, karena ditakutkan air sungai akan meluap lagi.
Pihaknya beserta warga sekitar berharap setidaknya dibangunkan boronjong di bibir sungai, agar air tidak meluap lagi ke pemukiman warga.(cat)