GARUT – Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana menyebut bahwa saat ini Garut kembali harus melaksanakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 setelah sepekan kemarin di level 1. Hal itu dikarenakan poin tracking dan tracingnya dinilai rendah oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Nurdin Yana menjelaskan bahwa rendahnya nilai tersebut diketahui dari terpaparnya 21 warga Kabupaten Garut di sejumlah kota, seperti Jakarta, Papua dan lainnya.
“Jadi itu masuk datanya ke kita (Kabupaten Garut) sesuai alamat di KTP elektronik, dan oleh Kemenkes,” jelas Sekda Garut Nurdin Yana, Selasa (25/1).
Baca Juga:Polres Garut Ungkap Motif Mantan Guru Bakar SMPN 1 CikeletSMAN 1 Ciamis Perketat Ekskul, Pasca Insiden Perpeloncoan Anggota Pramuka
Bila mengacu kepada aturan yang ada, diungkapkan Nurdin, saat seorang warga terkonfirmasi positif Covid-19 maka 15 orang kontak erat minimal harus dilakukan tracking dan tracing. Selama ini, pihaknya selalu melaksanakan aturan tersebut.
“Namun penilaian rendahnya tracing dan tracking tersebut cukup membingungkan karena posisi warga Garut yang terpapar berada di luar Garut. Masa kita harus melakukan tracking dan tracing kepada orang yang sehat di Garut,” ungkapnya.
Nurdin Mengaku bahwa pihaknya sudah berkomunikasi dengan pihak Kemenkes untuk mengembalikan data tracking dan tracing ke wilayah setempat.
“Apalagi posisi 21 orang warga Garut itu pun kini ada di wilayah masing-masing dan tidak diperkenankan keluar kota/kabupaten saat ini tinggal. Kalau masuk ke data kita, tentunya itu tidak kontekstual karena yang bersangkutan tidak ada di Garut,” katanya.
Ia memastikan bahwa turunnya level PPKM di Garut tidak berkaitan dengan adanya warga yang terpapar Omicron.
“Sudah saya cek semuanya, tidak ada (pasien omicron). Tingkat BOR (bed occupancy rate) kita juga rendah. Jadi ini murni karena poinnya di tracking dan tracing itu tadi,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, jumlah warga Garut yang terpapar Covid-19 berjumlah 32 orang. Dari jumlah tersebut, 11 orang warga menjalani isolasi dan perawatan di wilayah Garut dan 21 lainnya di luar Garut.