GARUT – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya telah menerima keluhan dari masyarakat pengrajin kulit di Sukaregang, Kabupaten Garut. Dimana ada permasalahan dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Pasalnya IPAL tersebut sampai saat ini tidak berfungsi.
Sunandar, salah seorang pengusaha kulit di Sukaregang mengaku tak mengetahui apa penyebab dari tidak berfungsinya IPAL tersebut.
“Kemungkinan kalau saya lihat dari Pemerintah Daerah (Pemda) belum punya anggaran untuk merevitalisasi IPAL ini,” kata Sunandar belum lama ini.
Baca Juga:Anggota Pramuka SMAN 1 Ciamis Dianiya, Ketua Kwartir Daerah Pramuka Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Angkat BicaraAnggota Pramuka Diduga Dianiaya Senior, Orang Tua Lapor Polisi
Menurutnya, antara Pemerintah Kabupaten Garut dan pengusaha juga belum ada sinkronisasi dalam hal pengolahan limbah dan perawatan IPAL.
Karena itu diharapkan dengan bertemunya pengusaha kulit bersama Gubernur Jabar dan Bupati Garut belum lama ini akan ada titik temu.
“Jadi pemerintah melakukan revitalisasi, pengusaha menanggung biaya operasionalnya. Jadi saling diantara kedua pihak ini,” ujar Sunandar.
Menurut Sunandar, pembangunan IPAL ini sebetulnya sudah lama. Namun, hanya satu titik IPAL di Regol yang direvitalisasi pada tahun 2018.
Dengan tidak berfungsinya IPAL ini, para pengusaha kulit mendapatkan keluhan dari warga sekitar, karena limbahnya masuk ke aliran sungai.
“ IPAL tidak berfungsi, otomatis kita tidak bisa mengekspor (produknya). Mereka juga harus tahu masalah lingkungan dan sebagainya,” katanya.
Dengan tidak berfungsinya IPAL ini sangat besar pengaruhnya terhadap industri kulit di Sukaregang Garut. Tentu permasalahan ini harus segera dituntaskan.(cat)