“Jadi yang luka parah adalah FR yang kini kondisinya masih terbaring di RSUD Pandega Pangandaran,” paparnya.
Kepala SMAN 1 Ciamis Drs H Suarman Guntara MPd mengatakan, memang di sekolahnya ada ekstrakurikuler Pramuka dengan kegiatan pasukan tongkat berbaris-baris. Namun, pihak sekolah tidak disangka terjadi tindak dugaan kekerasan, sehingga menyebabkan ada korban yang harus dirawat di RSUD Pandega Pangandaran.
“Atas kejadian ini, kami pihak sekolah bukan ingin bela diri. Tapi, adanya kegiatan tersebut tidak diberi tahu atau izin kegiatan hari Sabtu. Kami justru tahunya laporan dari orang tua bahwa anaknya seperti itu (terjadi kekerasan, Red),” ujar dia, menjelaskan.
Baca Juga:Menyetubuhi Kekasih Berkali-kali, Ilm Diciduk PolisiPelajar SMP di Kota Tasik Tewas Dikeroyok
Terpisah, Kepala Seksi Pengawasan Pendidikan KCD XIII Ciamis Hendria Sudrajat mengatakan, pihaknya sangat prihatin terhadap korban dan keluarganya atas kejadian ini. Diharapkan kejadian ini tidak pernah terjadi lagi dan harus menjadi bahan evaluasi bersama.
“Kami akan koordinasi dengan pihak sekolah langkah-langkah yang harus dilakukan segara dilaksanakan sebaik mungkin. Tentu saja langkah ini pun tidak lepas dari upaya-upaya koordinasi dengan pihak-pihak tertentu,” paparnya. (isr/radartasik.com)