GARUT – Bencana Longsor yang terjadi di Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut menyebabkan puluhan rumah mengalami kerusakan. Saat ini BPBD Kabupaten Garut melakukan assessment terhadap bencana longsor tersebut untuk menentukan apakah harus dilakukan tanggap darurat atau tidak.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Garut, Satria Budi mengatakan saat ini untuk longsor Talegong belum masuk status tanggap darurat, tapi baru siaga darurat.
Karena itu BPBD harus mengkaji dahulu untuk menentukan tanggap darurat karena ada beberapa indikator yang harus ada. Diantaranya kejadian itu memutuskan ekonomi masyarakat atau tidak. Jika ekonomi masyarakat putus sehingga pertumbuhan ekonomi terhenti dan banyak infrastruktur yang rusak, bisa masuk tanggap darurat.
Baca Juga:Indonesia Dibantai 4-0 oleh Thailand, Kutukan Piala AFF BerlanjutAnggota DPRD Garut Bersama Pemdes Paas Gelar Vaksinasi dan Nobar Piala AFF
“ Ada perhitungan 0 sampai 7 atau 0 sampai 14 Hari itu pun bilamana ada sektor-sektor ekonomi yang terhenti akibat bencana tapi kalau di sini saya lihat pertama jembatan sudah jalan, sudah bisa difasilitasi, rumah-rumah juga tidak ada ya, kecuali ada kantor RW yang rusak berat sama PAUD rusak berat atau yang lainnya masih dikategorikan bisa diselesaikan dengan gotong-royong,” ucapnya.
Saat ini pihaknya menunggu hasil asssesment yang dilakukan Dinas Teknis, namun BPBD sudah mengantongi data dan akan diberikan kepada Dinas teknis untuk dikaji lebih lanjut.
Sementara Bupati Garut, Rudy Gunawan saat diwawancara beberapa hari lalu mengatakan, longsor di Kecamatan Talegong ini menyebabkan setidaknya 30 rumah rusak. Sehingga 30 rumah ini menurutnya harus direlokasi.
Bupati Garut mengatakan kerugian akibat longsor di Kecamatan Talegong ini diperkirakan di atas satu miliar. Namun tidak ada korban jiwa akibat longsor tersebut. (fit)