Pemkab Garut menurutnya bisa saja merelokasi warga sebagaimana yang dilakukan terhadap warga di Kecamatan Cilawu.
Untuk itu nanti akan ada kajian dari PVMBG apakah memang wilayah yang ditempati warga saat ini aman ataukah tidak layak lagi ditempati.
Kepala Desa Mekarmulya Usep Setiawan menjelaskan, saat ini dari data sementara lebih dari 100 kepala keluarga yang terdampak oleh longsor hebat itu. Namun untuk angka pasti pihaknya masih melakukan pendataan karena dimungkinkan masih ada warga yang terdampak dan belum terdata.
Baca Juga:Anggota DPRD Garut Kunjungi Korban Longsor di TalegongAbdimas Dosen Telkom University Bantu Tingkatkan Produktivitas Pengrajin Fashion Kulit di Garut
Tempat pengungsian pun masih tercecer di beberapa lokasi sehingga pihaknya akan menunggu arahan Pemkab Garut untuk menyatukan saja para pengungsi itu di satu tempat aman.
Dari data sementara, menurut Kades ada sekitar 20 rumah yang mengalami rusak berat akibat longsor pada hari Sabtu kemarin. Itu pun menurutnya belum terdata semua. Karena masih banyak rumah yang mengalami rusak ringan yang belum didata.
Dengan penetapan status tanggap darurat, menurut Yudha Pemkab Garut nantinya akan bisa segera menggunakan biaya tak terduga (BTT) dari tahun anggaran 2022 yang berapa hari lagi akan masuk. (fer)