GARUT – Pasangan suami istri asal Kampung Pasirgoong, RT 01 RW 11, Desa Cibatu, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut mendapatkan ujian yang cukup berat. Pasalnya, buah hati mereka yang baru lahir memiliki kekurangan fisik, yaitu tidak memiliki anus.
Den Redi (34), ayah dari bayi tanpa anus itu menjelaskan, sekarang ini anak mereka sudah berusia 3 bulan. Dia dan istrinya saat ini tengah berjuang agar operasi anaknya itu berjalan lancar.
Den Redi menjelaskan, operasi pertama sudah selesai dijalankan di RSUD dr. Slamet Garut. Namun sekarang ini harus ada dua kali lagi operasi agar bayi tanpa anus itu bisa hidup normal seperti anak pada umumnya.
Baca Juga:UMKM Terbukti Memiliki Resistensi Tinggi Terhadap Krisis EkonomiBPBD Garut Imbau Para Camat Agar Waspada Terhadap Bencana Hidrometeorologi
Den Redi sendiri menceritakan, awal mulanya dia dan istri tak mengetahui bahwa anaknya terlahir tanpa anus. Barulah ketika dua hari setelah lahir, istrinya menemukan keanehan pada anaknya.
“Semenjak lahir baru kelihatan setelah dua hari. Bahwasanya kok sakit-sakitan gitu kan. Kelihatan pas hari Jumat istri melihat sampai ada darah lendir dari vagina kok seperti itu gitu kan. Kami pun juga sekeluarga kaget,” ujarnya, Rabu (24/11/21).
Setelah mengetahui hal itu dia dan istri pun mencoba membawa bayinya ke bidan, kemudian ke dokter terdekat. Kemudian dari dokter harus dirujuk ke rumah sakit Intan Husada. Namun dari Rumah Sakit Intan Husada dirujuk lagi ke RSUD dr. Slamet Garut.
Barulah setelah di RSUD dr Slamet operasi pertama berhasil dilakukan. Dan saat ini menurut Den Redi, untuk keperluan biaya sudah ditanggung BPJS KIS.
“Proses awal ke RSUD ya alhamdullllah karena administrasi mengenai JKS KIS PBI sudah ditempuh, walaupun akte kelahiran belum mendapatkan,” ujarnya.
Namun demikian, menurut Den Redi, dia dan istri cukup kewalahan untuk mencari biaya di luar tanggungan BPJS KIS. Karena ada beberapa keperluan medis yang harus dibeli.