Untuk batik tulis Garutan, ia biasa menjual per kainnya Rp1,2 juta. Kebanyakan, mereka yang membeli batik tulis garutan dengan motif Kipas, Lereng Eneng, dengan Merak Ngibing.
“Kalau batik tulis kejual, biasanya uangnya akan saya gunakan untuk modal lagi. Saya memang tidak bisa memproduksi banyak batik tulis, kalau jumlah pekerja saya ada 15, ya sebulan itu paling hanya 15 lembar batik saja yang bisa kita buat, tapi dengan kualitasnya tentu saja,” jelasnya.
Ani berharap pandemi cepat berakhir agar usahanya bisa lebih normal lagi. Sejak ia menekuni dunia batik Garutan sejak tahun 2000an, dua tahun ini menjadi tahun yang terberat.
Baca Juga:Rudy Gunawan: Garut Nomor 2 Paling Rawan Bencana di Tingkat Nasional, Kapolres Instruksikan Jajaran untuk PatroliAkhir Tahun, Pemkab Garut Targetkan 70 Persen Warga Sasaran Sudah Divaksin Dosis Pertama
Meski baru mulai di tahun 2000an, Ani mengatakan usaha batiknya sudah dirintis oleh keluarganya di tahun 40an. Ia adalah generasi kelima, meneruskan usaha batik tulis yang sebelumnya dijalankan oleh ibunya. (Rd)