GARUT – Kabupaten Garut menjadi salah satu wilayah penghasil batik terbaik di Indonesia dengan nama khas batik Garutan.
Selama pandemi, perajin batik Garutan rupanya terdampak cukup berat dalam usahanya, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan usaha mereka.
Diantara upaya yang dilakukan perajin ini adalah dengan menciptakan kreasi baru. Namun sebagian dari perajin juga terpaksa untuk memilih tidak berproduksi.
Baca Juga:Rudy Gunawan: Garut Nomor 2 Paling Rawan Bencana di Tingkat Nasional, Kapolres Instruksikan Jajaran untuk PatroliAkhir Tahun, Pemkab Garut Targetkan 70 Persen Warga Sasaran Sudah Divaksin Dosis Pertama
Hal tersebut mereka lakukan juga demi karyawan yang menggantungkan hidup dari usaha batik Garutan.
Salah satu pengusaha batik Garutan yang masih bertahan diantaranya Batik Pudini. Tempat batik garutan yang masih berjuang di tengah pandemi.
Batik Pudini yang berada di Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, memiliki 15 pekerja.
Ani (53) pemilik Batik Pudini bercerita bahwa salah satu caranya bertahan di tengah pandemi adalah dengan tetap berkreasi. Salah satu kreasi batik yang dibuatnya adalah batik janda bolong.
“Kreasi ini saya buat saat tanaman janda bolong sedang rame banget di masyarakat. Melihat potensi itu, saya berinisiatif untuk membuat batik tersebut,” kata Ani.
Kreasi batik yang dibuat Ani, diakuinya memang cukup membantu. Setidaknya, dengan penjualan batik tersebut ia masih bisa membayar upah para pekerjanya agar tetap bisa menghidupi anak istrinya.
“Karena memang kalau yang batik ini kan bukan batik tulis, jadinya bisa dijual lebih murah dibanding batik tulis. Alhamdulillah respon pembeli juga bagus. Jadinya hasil penjualan bisa digunakan untuk membayar upah pekerja,” sebutnya.
Baca Juga:Longsor Menimpa Badan Jalan Cikajang-Pamengpeuk di Kawasan Desa TanjungjayaJika Kades Menyelewengkan Anggaran, BPD Bisa Dimintai Keterangan…
Untuk pemasaran sendiri, selama pandemi Ia mengaku lebih aktif dalam media sosial. Dengan cara begitu rupanya cukup mendapat respon yang baik dari pengguna media sosial.
“Saya biasanya main di Instagram saja, tidak di media sosial lainnya,” ungkapnya.
Dari media sosial itulah, banyak pembeli yang rupanya dari luar Garut yang membeli untuk keperluan acara-acara tertentu dan untuk koleksi.
Tak jarang juga dari para pembeli itu yang memesan sendiri motif dari bati garutan. Mereka memitn amodel seperti yang sama digunakan oleh para artis.
“Seperti kemarin itu ada yang pesan batik tulis yang motifnya sama dengan yang digunakan oleh artis yang menikah kemarin-kemarin. Tapi sayangnya yang dipakai artis itu bukan garutan asli,” ucapnya.