H Iim juga sangat bersyukur karena Pemerintah Kabupaten Garut era Rudy Gunawan Helmi Budiman, ada perhatian terhadap kalangan guru ngaji (madrasah).
Baru di era Rudy Helmi lah adanya insentif terhadap guru ngaji. Dimana Pemerintah Kabupaten memberikan sokongan APBD sebesar kurang lebih Rp5 miliar tiap tahunnya.
” Baru di era pak Rudy Gunawan ada insentif guru madrasah kalau era sebelumnya gak ada. Itu kan anggaran sampai Rp5 miliar. Itu buat 4.000 guru se-Kabupaten Garut. Sementara guru madrasah itu 11 ribu lebih. Jadi ya diputar karena penerima hibah kan gak boleh berturut-turut orang yang sama,” ujarnya.
Baca Juga:Airlangga Menilai Partai Golkar Punya Visi yang Jelas Soal Kesejahteraan RakyatRatusan Warga Desa Kertajaya NIK-nya Bermasalah, Vaksinasi dan Pencairan Bansos Terhambat
Termasuk dalam hal ini H Iim juga berharap ada perhatian yang sama dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Karena semenjak Gubernur Ridwan Kamil, tidak ada lagi insentif guru ngaji dari APBD Provinsi.
Padahal semenjak era Ahmad Heryawan menjadi Gubernur waktu itu ada insentif guru ngaji yang diterima Kabupaten Garut.
Walaupun kuota waktu itu tidak seberapa, namun Ia merasa ada kehadiran pemerintah Provinsi.
“Dulu itu guru madrasah dapatnya satu juta dua ratus per tahun,” ujarnya.
” Pesannya kepada pak Ridwan Kamil mohon lah ditindaklanjut, dilanjutkan apa yang sudah dilanjutkan pak Ahmad Heryawan sebagaimana janji beliau waktu ketika kampanye akan memperhatikan (guru madrasah). Sampai sekarang juga kan meang akan memperhatikan guru ngaji madrasah,” ujarnya. (fer)