Pihaknya saat ini belum mengetahui asal muasal remaja tersebut terpapar paham radikalisme. “Kami bekerjasama dengan Polres Garut untuk menyelidiki dan TP2TP2A untuk memulihkan anak ini,” tutup Suherman.
Sementara itu, Pemda Garut tengah menelusuri informasi puluhan warganya yang diduga direkrut aliran Negara Islam Indonesia (NII).
Kepala Kesbangpol Garut Wahyudijaya mengatakan, informasi puluhan warga Garut dibaiat NII sudah dikantongi Pemda dan kini sedang disikapi.
Baca Juga:Dampingi Presiden Jokowi, Menko Airlangga Serahkan BLT ke PKL di YogyakartaMenko Airlangga Kunjungi Alumni Program Kartu Prakerja di Yogyakarta
“Memang kami mendapat laporan kaitan dengan isu yang sekarang marak di Garut ini. Ada 59 anak remaja dan juga dewasa yang direkrut kelompok tertentu,” ucap Wahyu kepada wartawan, Rabu (6/10).
Wahyu mengatakan berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, puluhan warga yang dibaiat tersebut menganggap pemerintah RI thogut.
“Terindikasi menggosipkan pemerintah itu sebagai thogut. Mereka juga tidak mau kembali kepada orang tuanya,” katanya.
Pemda Garut, kata Wahyu, saat ini tengah menyusun strategi menyikapi hal tersebut. Pihak Kesbangpol saat ini tengah berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk membahas masalah ini.
“Kita masih mapping. Saya kira kalau berbicara bahaya, ini tentunya berpotensi bahaya,” tutup Wahyu. (*)