SUBANG – Polisi telah melakukan autopsi ulang mayat Amalia Mustika Ratu dan Tuti, ibu dan anak korban pembunuhan di Jalan Cagak, Kabupaten Subang.
Pembongkaran kedua makam itu, dilakukan setelah mendapatkan izin dari suami sekaligus ayah korban, Yosef.
Hal itu diungkapkan pengacara Yosef, Fajar Sidik. Sejauh ini, dia belum mengetahui pasti apa maksud pembongkaran makam dan autopsi ulang tersebut.
Baca Juga:Dua Pencuri Bebek di Desa Sukabakti Diamankan PolisiYudha Puja Turnawan Kunjungi Korban Kebakaran di Desa Sukajaya Cisewu
“Untuk tujuannya sama memang tidak tahu apa yang dilakukan penyidik, mungkin ini juga bagian dari pendalaman perkara,” katanya.
Sementara itu, petugas penggali kubur, Waryana mengungkapkan kesaksian saat dia menggali kedua jenazah itu, Sabtu (2/10).
Kedua jenazah ibu dan anak yang sudah terkubur selama 45 hari itu, diangkat dari liang lahat dan disimpan di atas meja yang sudah disiapkan untuk dilakukan autopsi kembali.
Dia juga menjelaskan, kondisi dari kedua mayat tersebut sudah mulai membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap, dia beserta lima warga lain menggali dan mengangkat jasad ke atas meja.
“Kondisinya sudah membusuk dan mengeluarkan bau menyengat,” ucap Waryana kepada wartawan saat selesai menggali kuburan.
Waryana mengatakan, dirinya tidak melihat secara langsung proses autopsi yang dilakukan pihak kepolisian, karena setelah menggali dan mengangkat jasad.
Dia kemudian diminta untuk keluar dari tenda yang dipasang di atas kuburan itu. “Enggak boleh (melihat), udah angkat ke meja terus keluar, udah selesai, langsung dikubur lagi,” katanya.
Polisi Yakin akan Terungkap
Baca Juga:Linmas Desa Wanakerta Dapat Bantuan RutilahuRohmat, Peternak Sapi Susu Perah Harapkan Bantuan Dinas Peternakan
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago, menyebut kasus pembunuhan Tuti dan Amalia sebagai kejadian luar biasa.
Pasalnya, dalam kasus ini minim alat bukti dan saksi kejadian. Tak hanya itu, pihaknya mengatakan, pembunuhan terhadap Tuti dan Amalia sudah direncanakan.
“Karena ini merupakan suatu kejahatan yang memang luar biasa, yang kemungkinan terencana. Ya tentunya kita akan tetap mencoba fokus dalam rangkaian penyelidikan untuk menemukan tersangkanya,” tutur Erdi.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya masih akan terus melakukan pendalaman. Ia mengungkapkan penyidik berfokus pada pembuktian secara konvensional.
Pembuktian konvensional itu meliputi olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan hal-hal yang mengarah pada bukti mencurigakan, di antaranya adalah rekaman CCTV.