GARUT – Warga Kampung Cicayur Tonggoh, Desa Cintanegara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, sejak lama mengandalkan air irigasi untuk keperluan mandi dan nyuci.
Sementara untuk keperluan minum dan masak, warga harus mengambil air dari sumber mata air yang jaraknya cukup jauh.
Kabar tersebut disampaikan Ismail Syarief, Koordinator Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Al Hikmah Cigedug.
Baca Juga:Jokowi Resmi Buka PON XX PapuaPanglima TNI Instruksikan Aparat Maksimal Amankan PON Papua
“Kebetulan kalau di sini untuk air, sementara ini untuk keperluan sehari-hari mencuci, mandi dan sebagainya itu mengandalkan air irigasi yang memang tidak layak. Adapun untuk kebutuhan memasak itu kita harus mengambil kurang lebih jauhnya setengah kilo,” ujarnya belum lama ini.
Oleh karena itu LKS Al Hikmah menurut Ismail, berinisiatif menggalang dana untuk pembangunan sumur bor. Yang kebetulan sumur bor ini dibangun di area rumah yatim Al Hikmah yang saat ini dibangun LKS Al Hikmah di Kampung Cicayur Tonggoh tersebut.
Dimana, nantinya sumur bor tersebut diperuntukkan untuk kebutuhan santri anak yatim dan dhuafa yang akan mendiami rumah yatim tersebut. Di samping juga untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar di Kampung Cicayur Tonggoh.
Pembangunan sumur bor sendiri sudah dimulai pada Senin (27/9/21) lalu. Dimana pembiayaan bersumber dari sumbangan donatur, yaitu alumni SMAN 3 Bandung yang dikoordinir oleh Hj Wijayanti mantan Direktur RSUD dr. Slamet Garut.
Adapun mengenai progres pembangunan rumah yatim, Ismail menjelaskan, saat ini pembangunan baru 40 persen.
Rumah yatim ini nantinya diperuntukkan untuk menampung anak yatim dan kaum dhuafa yang berbasis pada pendidikan pesantren.
“Adapun kebermanfaatannya ini akan digunakan untuk kegiatan penampungan rumah yatim dan duafa dan insyaa Allah ada pesantren yang berbasis tahfidz dan lebih kepada life skill,” ujarnya.
Baca Juga:Yudha: Angka Stunting Garut Tertinggi di Jabar, HaloPuan Hadir Bersama DPC PDI Perjuangan GarutBupati Ciamis Lepas Anggota Tutor Inspiratif Gerakan Mengajar Desa
Kendala yang tengah dihadapi saat ini tentu dalam hal biaya. Untuk menuntaskan rumah yatim ini masih diperlukan banyak biaya.
Oleh karena itu Ismail mengetuk siapapun yang peduli dan ingin membantu agar mau menyisihkan sebagian rezekinya untuk menuntaskan rumah yatim tersebut. (fer)