GARUT – Sebagai upaya mempertahankan budaya masyarakat Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia meminta semua bisa berkolaborasi melakukan penguatan nilai-nilai budaya di tatanan masyarakat, termasuk di lingkungan pendidikan.
Direktur Pembinaan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek Syamsul Hadi, mengungkapkan, peran guru dinilai punya posisi strategis untuk lebih mengenalkan kebudayaan Indonesia, seperti halnya permainan rakyat dan olahraga tradisional.
“Dari temu kenal itu tokoh-tokoh adat teridentifikasi melalui dinas pendidikan maupun dinas pariwisata dan kebudayaan, karena ada dua sisi sasarannya, pertama pengenalan masyarakat adat itu untuk mendorong pariwisata kabupaten Garut, kedua untuk internalisasi siswa salahsatunya kami kenalkan permainan tradisional anak,” kata Syamsul.
Baca Juga:Airlangga : Presiden Jokowi Pimpin Langsung Penanganan Covid-19UMKM Jabar Semakin Mudah Dapatkan Nomor Induk Berusaha
Pihaknya mengungkapkan, saat ini permainan rakyat dan olahraga tradisional sudah masuk kurikulum melalui pelajaran muatan lokal dan olahraga.
“Saya lihat ternyata dengan satu tahun berjalan belajar dari rumah ternyata sudah banyak anak-anak tidak mengenal permainan tradisional di Garut. Saya sudah arahkan ke guru-guru pendamping melalui belajar dari rumah, kita minta para siswa mempraktekan supaya siswa lain mengikuti,” katanya usai menghadiri kegiatan Dialog Strategi Pemberdayaan Masyarakat Adat di Sumber Alam, Kabupaten Garut, Sabtu (28/8).
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah, mengungkapkan, pihaknya mendorong pemerintah untuk terus melakukan penguatan nilai-nilai budaya yang ada di tatanan masyarakat Indonesia, termasuk di Kabupaten Garut melalui diskusi dengan masyarakat adat.
“harapannya diskusi-diskusi ini harus ada aksi yang akan mereka lakukan (terkait aspirasi yang disampaikan para tokoh dan masyarakat adat, red),” ujarnya. (*)