Program Kartu Prakerja juga dianggap mendorong kebekerjaan/kewirausahaan. Terbukti, status penerima Kartu Prakerja yang menganggur mengalami penurunan setelah mengikuti program, dari 56 persen menjadi 39,8 persen. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional BPS (Februari 2021) memperlihatkan bahwa 90,9 persen peserta mendapatkan peningkatan keterampilan kerja. Angka ini mengkonfirmasi hasil survey TNP2K pada bulan Mei 2020 yang melibatkan 4.000 responden, dimana 92,3 persen penerima mengatakan pelatihan di program ini efektif meningkatkan kompetensi mereka.
Program Kartu Prakerja juga terbukti mengakselerasi inklusi keuangan. Sebanyak 27 persen peserta yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank atau e-wallet, kini memiliki rekening. Selain itu, Survey Bank Dunia pada Desember 2020 yang melibatkan 15.238 pedagang online mayoritas mikro-kecil menyebutkan 33 persen diantaranya menerima insentif tunai dari Prakerja. Program Prakerja juga menjawab kebutuhan utama para pedagang, yaitu pelatihan, pengetahuan, serta keterampilan digital.
Pandemi ini tidak hanya membawa dampak pada kehidupan ekonomi masyarakat, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental. Kajian LPEM FEUI tahun 2021 menemukan bahwa Program Kartu Prakerja terbukti mengurangi rasa cemas, sedih, dan amarah yang dirasakan oleh penerima akibat Pandemi Covid-19. (git/fin)