GARUT – Kepala Desa Karyasari, Kecamatan Banyuresmi, Gaya Mulyana bersama Ketua DPC PDI Perjuangan Garut, Yudha Puja Turnawan berencana akan gotong royong membangun rumah lansia tuna daksa di Kampung Majasari.
Kades Karyasari, Gaya Mulyana menjelaskan, jompo (lansia) bernama Mak Enem itu tinggal sebatang kara di rumahnya yang sudah reyot tak layak huni.
Rencananya pembangunan akan dilaksanakan hari Rabu 4 Agustus mendatang. Dan ini merupakan inisiatif Ketua DPC PDI Perjuangan yang mendorong. Walaupun sebetulnya sejak beberapa tahun silam pembangunan itu sudah direncanakan pihak desa namun karena terhalang pilkades dan kembali terhalang Pandemi maka rencana itu ditunda.
Baca Juga:Pasar Bandrek Diharapkan Segera TuntasPemkab Garut Sebut 14 Desa Belum Tersentuh Internet
Nah karena hari ini Ketua DPC PDI Perjuangan Garut Yudha Puja Turnawan mengunjungi langsung rumah Mak Enem yang memprihatinkan maka Yudha mengajak untuk gotong royong secepatnya.
” Jadi tadi itu dipelopori Ketua PDI Perjuangan, pak Yudha,” ujar Kades saat ditemui di kediamannya, Minggu (1/8/2021).
Selain itu, tentunya pihaknya juga akan menggerakkan gotong royong warga minimal membantu dalam tenaga kerja untuk membangun rumah Mak Enem tersebut.
Rencananya rumah yang akan dibangun itu berukuran 4×6 meter dan akan dibangun menjadi semi permanen.
Lebih jauh, Kades menjelaskan, selama ini Mak Enem memang hidup memprihatinkan. Mak Enem sudah tidak mampu lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Mak Enem kata Kades mengandalkan bantuan BPNT (bantuan pangan non tunai) dan juga sehari hari kerap diberi oleh Desa menyisihkan untuk kebutuhan Mak Enem di luar bantuan pemerintah.
” jadi tiap bulannya suka saya kasih di luar bantuan dari pemerintah,” ujar Kades.
Baca Juga:Yunandar: Kewenangan Pembangunan Jaringan Internet Ada di Pemkab, Pendanaan Bisa dari PemprovBerawal dari Beli Nasi Padang Hanya Bawa Rp5 ribu, Eman Dapat Bantuan Rp108 juta
Yudha Puja Turnawan, mengaku prihatin dengan kondisi Mak Enem tersebut. Menurut Yudha Mak Enem merupakan tuna daksa yang wajib mendapatkan bantuan.
Pihaknya akan menyumbang uang tunai, dan sejumlah material bangunan. Sementara sisanya akan dipenuhi pihak desa.
“Kenapa kita akan bangun karena dengan rumahnya sekarang terlalu tinggi, sementara kondisi fisiknya seperti itu. Makanya akan kita bangun semi permanen ada lantainya,” ujar Yudha.(fer)