GARUT– Kelompok perajin telur asin Sabilulungan yang berada di Kampung Lamping RT 3 RW 15 Desa Sindangsari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, berhasil mengembangkan usaha kelompoknya meski di tengah pandemi.
Anggota kelompok perajin teur asin Sabilulungan, Enur (25/7) ketika ditemui minggu (25/7) mengatakan, jumlah anggota kelompoknya sekarang ini sebanyak 6 orang.
Bahkan dia pun merasa bangga karena semua anggotanya sudah mampu melaksanakan ibadah kurban dari hasil keuntungan usaha memproduksi telur asin aneka rasa itu.
Baca Juga:PPKM Level 4 Diperpanjang, Perbolehkan Makan di Warung Selama 20 MenitRumahkan Karyawan, Owner Ranjang69 Berharap dapat Bansos dari Bupati
Bahkan setelah semua anggota melaksanakan ibadah kurban, keuntungan menjual telur asin dikumpulkan untuk Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar Rp 1 juta per anggota.
” Penjualan telor asin aneka rasa, sampai ke wilayah Banyuresmi. Seorang pedagang mampu menjual telur asin 100 butir per hari,” ungkap Enur (45).
Proses membuat telur asin membutuhkan waktu 10 hari. Produksi terus meningkat karena membuat telur asin hampir setiap hari.
Bahan baku berupa telur itik, tak ada kendala. Peternak itik sering menasok telur kepada kelompok Sabilulungan. Kelompok itu didirikan sepuluh tahun lalu atas inisiatif mahasiswa STKS.
Para anggota kelompok pun mengikuti pelatihan tehnik membuat telur asin dan latihan manajemen pemasaran.(pap)