“Bahwa acara ini diikuti nanti selama enam hari kedepan, akan diikuti 33 peserta yang telah melalui proses seleksi dari 140an peserta yang mendaftarkan. Kami melakukan seleksi secara ketat, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Terutama kita batasi kepesertaan ini kita batasi usianya 40 tahun, yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik dan yang paling penting adalah keinginan yang kuat untuk mengikuti acara ini”, lanjut Ace.
Ace menyebut acara Golkar Institute untuk angkatan II ini akan diisi oleh narasumber-narasumber yang memiliki reputasi baik nasional maupun internasional. Diantara narasumber yang hadir adalah Prof. Kishore Mahbubani dari Singapura, Prof. Eko Prasodjo, Prof. Hamdi Muluk, Menteri Perindustrian Dr. Agus Gumiwang, dan para Kepala Daerah serta para politisi senior.
Acara pembukaan pendidikan Golkar Institute juga dikemas dengan dialog publik dengan tema The World of Politics From the Perspective of Indonesian Youth. Dalam dialog ini hadir tiga narasumber, Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan, Philips J. Vermonte, Direktur Eksekutif CSIS dan Andhyta Firselly Utami, Co-Founder Think Policy Society.
Baca Juga:Penerima Rutilahu di Kelurahan Paminggir Tampak Bahagia Dikunjungi Yudha, Anggota DPRD GarutYudha, Anggota DPRD Garut Tinjau Pembangunan Rutilahu di Kelurahan Sukanegla, Hasil Perjuangan Reses
Kepada kader-kader muda Golkar, Jerry berbagi pengalaman. Menurutnya, politik adalah pengabdian kepada negara.
“Konsep politik bagi saya adalah bagaimana kita bisa memberikan kontribusi. Kita memberikan pengabdian. Jangan jadikan politik sebagai karir. Jadikan politik ini sebagai lahan mengabdi”, tegas Jerry.
Jerry juga mengingatkan agar politisi-politisi muda Golkar tidak hanya berkecimpung di dunia politik saja. Menurutnya, mereka harus memiliki aktivitas lain seperti berwirausaha ataupun sebagai akademisi.
“Selain sebagai politisi, harus ada aktivitas lain. Saya selain sebagai wakil menteri, juga sebagai dosen, akademisi”, papar Jerry.
Philips J. Vermonte menyebut bahwa politik kita saat ini banyak dijalankan oleh orang-orang muda. Oleh karena itu, penting bagi Partai Golkar untuk memperbanyak tokoh-tokoh partai dari orang-orang muda. Menurutnya, Partai Golkar perlu menangkap aspirasi orang-orang muda. Kepada para kader-kader muda Golkar, Philips berpesan tentang hakikat politik.
“Kita berpolitik untuk menyejahterakan Indonesia, kita berpolitik untuk mendemokrasikan Indonesia”, ujarnya.
Sementara itu, Andhyta Firselly Utami, Co-Founder Think Policy Society menyebut bahwa saat ini telah banyak anak-anak muda yang berkecimpung di politik. Ia bahkan menyebut anak muda adalah poros. (rls)