GARUT – Harga emas tergelincir lebih dari 1 persen pada Rabu, setelah pejabat Federal Reserve (The Fed) mengajukan proyeksi untuk kenaikan suku bunga pasca-pandemi pertama pada 2023.
Harga emas di pasar spot anjlok 1,1 persen menjadi USD1.839,06 per ounce pada pukul 01.42 WIB, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 14 Mei di USD1.833,65 per ounce, demikian dikutip dari laporan Reuters, di Bengaluru, Rabu (16/6) atau Kamis (17/6) dini hari WIB.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,3 persen menjadi USD1.861,40 per ounce.
Baca Juga:Bupati Garut: Banyak Masyarakat Tidak Mau Lapor Gejala PositifPerselisihan Pilkades Cibiuk Kidul dan Lingkungpasir Berakhir Damai
Dalam proyeksi terbarunya, 11 dari 18 pejabat The Fed memperkirakan setidaknya dua seperempat poin kenaikan suku bunga untuk 2023, bahkan ketika para pejabat dalam pernyataan mereka berjanji mempertahankan kebijakan tetap mendukung untuk saat ini guna mendorong pemulihan lapangan kerja yang sedang berlangsung.
“The Fed memiliki rencana permainan bahwa mereka akan menghapus semua akomodasi ini dan itu hanya reaksi awal (dalam emas)” kata Edward Moya, analis OANDA, menambahkan bahwa The Fed lebih hawkish ketimbang ekspektasi pasar dan emas bisa jatuh lebih jauh menuju USD1.830.
Namun bank sentral mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek mendekati nol dan mengatakan akan terus membeli obligasi USD120 miliar setiap bulan untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Emas semakin terpukul oleh lonjakan dolar dan imbal hasil setelah pengumuman tersebut. Imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan bunga.
“Tetapi The Fed tidak akan memimpin dalam pengetatan terhadap bank sentral utama lainnya dan akan menjadi salah satu yang terakhir melakukan pengetatan, memungkinkan pelemahan dolar tetap utuh sepenuhnya” yang seharusnya mendukung emas, kata Moya.
Pelaku pasar kini mencermati konferensi pers Chairman The Fed, Jerome Powell, setelah pernyataan itu.
Powell mengatakan kebijakan The Fed akan terus memberikan dukungan yang “kuat” bagi perekonomian dan menandai kekhawatiran atas pemulihan ekonomi. Dia juga mengatakan inflasi bisa berubah menjadi lebih tinggi dan lebih persisten dari ekspektasi.
Baca Juga:Pacu Konektifitas, Tol Cisumdawu Digeber Tuntas Akhir 2021Terkait Premanisme, 5 Instruksi Kapolri ke Kapolda
Perak naik 0,3 persen menjadi USD27,71 per ounce, sementara paladium melesat 1,6 persen menjadi USD2.805,86 per ounce dan platinum anjlok 1,6 persen menjadi USD1.134,50 per ounce. (git/fin)