Kemudian keuntungan lainnya, kata Ramli lagi, adanya konvensi Partai Nasdem misalnya. Anies akan lebih leluasa mengikuti konvensi itu. Misalnya Nasdem mewajibkan sosialisasi di 34 provinsi. Anies tentu saja tidak punya beban, karena Anies bukan gubernur lagi.
“Beda dengan calon lain yang masih punya jabatan publik. Mereka tidak seleluasa Anies,” tandasnya.
Lebih lanjut Demisioner Ketua Ikatan Guru Indonesia itu membeberkan keuntungan lain Anies yang mana kinerjanya sebagai pejabat publik akan mudah terukur.
Baca Juga:Soal Imam Besar, Habib Rizieq Ingatkan Jaksa tak Buat Marah Umat Islam, Kantor PN Bisa DikepungRUPS PLN Angkat 3 Direksi Baru
“Karena sudah habis masa jabatannya. Mengapa terukur? Saat habis masa jabatannya di 2022, bisa dilihat apakah ia melakukan korupsi atau tidak selama menjabat. Kemudian janji kampanyenya apakah sudah terealisasi atau belum,” ucapnya.
Misalnya, akan tuntasnya Jakarta Internasional Stadium yang memiliki kapasitas penonton terbesar di Indonesia dan akan memenuhi standar pelaksanaan piala dunia di Indonesia.
Lalu penanganan banjir. Penurunan titik banjir di Jakarta luar biasa progresnya. Penanganan kemacetan, Jakarta sudah mendapat penghargaan dengan koneksi transportasi publik terbaik dunia.
Anies memang punya peluang besar merebut tongkat estafet kepemimpinan yang akan ditinggalkan Presiden Jokowi pada 2024 mendatang.
Namun perlu juga dicatat bahwa hingga hari ini elektabilitas mantan Mendikbud itu masih kalah jauh dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Berdasarkan hasil survei yang dirilis Lembaga Saiful Mujani Research Center (SMRC) akhir pekan kemarin, elektabilitas Anies Baswedan masih di angka 12 persen. Sementara pesaingnya, Prabowo masih rengking teratas dengan perolehan suara 21,5 persen, disusul Gunernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diposisi kedua dengan 12,6 persen.
Jika disimulasikan Pilpres digelar hari ini terdapat 42 nama calon presiden yang disodorkan ke responden. Maka Ketua Umum Gerindra itu yang keluar sebagai pemenang. (fajar/fin)