Salah Satunya Mendukung Pemulihan Ekonomi Global dan Nasional Dampak Pandemi Covid-19
RADAR GARUT, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap lima strategi Indonesia dalam memimpin forum Sherpa Track G20 pada 2022 mendatang.
“Pandemi COVID-19 menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh forum ini dan juga ekspektasi bahwa Indonesia akan memimpin langkah strategis untuk mengatasi dampak pandemi,” katanya di Jakarta, Senin (31/5).
Baca Juga:Warga Samarang Kena Begal dan Mengalami Sejumlah Luka Tusuk, Kepolisian Mengintensifkan KeamananKunjungi Dua Insiden Rumah Runtuh dan Tertimpa Pohon, Yudha Pastikan SKPD Terkait Bekerja Cepat
Airlangga menyebutkan lima nilai strategis bagi Indonesia dalam memegang Presidensi G20 yaitu sinergi antara Indonesia dan dunia internasional dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi global dan nasional dari pandemi COVID-19.
Selanjutnya, Indonesia akan memiliki suara dalam menentukan arah ekonomi global pasca krisis termasuk mengenai stabilitas sistem keuangan internasional.
Berikutnya, Presidensi G20 akan dimanfaatkan pemerintah untuk menampilkan keberhasilan reformasi struktural dan keuangan Indonesia di tengah pandemi seperti UU Cipta Kerja, transisi energi termasuk peningkatan kandungan biodiesel, dan pendirian SWF Indonesia.
Kemudian, Indonesia akan memanfaatkan dukungan internasional terhadap prioritas pemerintah seperti digitalisasi, pengembangan SDM, pemberdayaan perempuan dan pemuda, ketersediaan vaksin, serta persiapan sistem kesehatan untuk memitigasi risiko pandemi masa depan.
Tak hanya itu, Presidensi G20 Indonesia juga berpotensi menghasilkan devisa bagi Indonesia jika diselenggarakan secara fisik pada akhir 2022.
Ia memastikan pemerintah telah membangun portal Document Management System (DMS) untuk menata secara digital dokumen substansi terkait G20 dan menjadi bagian integral Sekretariat Sherpa G20 Indonesia yang dapat diakses oleh seluruh K/L yang terlibat di G20.
Hal itu dilakukan untuk mendukung kesiapan infrastruktur teknologi dalam persiapan Presidensi G20 Indonesia.
Baca Juga:Calon Kades Cibunar Meninggal Dunia Usai KampanyeDapat Vonis Ringan, Habib Rizieq Menanti Banding dari Jaksa
“Ini merupakan inisiatif yang bagus untuk memastikan proses penyusunan substansi yang transparan dan akuntabel terutama bagi instansi yang selama ini menaungi G20,” katanya.
Sebagai informasi, sesuai kesepakatan KTT G-20 di Riyadh pada 2020 Indonesia akan menjadi Presidensi G-20 pada 2022 yang maju setahun lebih awal dari rencana semula pada 2023.
Hal itu terjadi setelah India mengajukan pertukaran dengan Indonesia karena membutuhkan waktu persiapan yang lebih panjang serta Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada 2023.