GARUT – Kabupaten Garut, secara resmi memulai sekolah tatap muka pada Senin (24/5/2021). Namun sebagian sekolah yang ada di beberapa desa masih dilarang karena masuk zona merah.
“Kita hari ini ada 11 desa yang zona merah. Jadi kita sudah breakdown bukan hanya ke tingkat kecamatan, tapi juga desa. Jadi yang 11 desa itu tidak boleh menggelar sekolah tatap muka,” kata Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman kemarin.
Helmi menyebut bahwa dari 11 desa tersebut sudah dimiliki oleh Dinas Kesehatan yang kemudian akan dikirim ke Dinas Pendidikan untuk tidak merekomendasikan dibukanya KBM tatap muka.
Baca Juga:Rp194 Triliun Dana Pemda Mengendap di BankForkopimcam Kersamanah Pantau Belajar Tatap Muka
“11 desa itu tersebar di 6 kecamatan, mulai Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Garut Kota, Karangpawitan, Cilawu, dan Leles,” sebutnya.
Helmi berharap sekolah-sekolah yang ada di desa-desa zona merah, untuk tidak memaksakan diri menggelar KBM tatap muka. Pihaknya akan melakukan pemantauan, dan jika ditemukan akan langsung memberikan teguran keras.
“Siswanya akan langsung dipulangkan, kita juga akan berikan teguran kepada pihak sekolah,” katanya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, pembelajaran tatap muka mulai digelar di seluruh jenjang sekolah, mulai TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK. Walau begitu, KBM tatap muka masih tampak digelar secara terbatas, baik jumlah siswa maupun jam KBMnya.
Digelarnya KBM tatap muka di Kabupaten Garut disambut baik para siswa, orang tua, pedagang hingga sopir angkutan perkotaan.
“Serasa hidup lagi lah, karena sebelumnya kan kita cukup kesulitan penumpang. Kalau ada pelajar, lumayan ‘alaeun’ harian ada lah,” kata Tatang, salah seorang sopir angkot.
Sementara Deri, salah seorang pedagang makanan yang biasa mangkal di sekolah-sekolah mengaku dibukanya KBM tatap muka menjadi berkah tersendiri baginya. Bagaimana tidak, selama sekolah diliburkan ia harus berjalan kaki cukup jauh untuk bisa menjual dagangannya.
Baca Juga:Ratusan Pendukung Bacalkades Geruduk Kantor DPMDKasihan, Rumah Wartawan Garut ini Rusak Diterpa Angin, Bantuan Tak Kunjung Datang
“Kalau sekarang bisa mangkal lagi di depan sekolah nunggu anak-anak sekolah jajan. Jadi ini berkah banget untuk saya, jadi ga usah jalan kaki jauh-jauh. Ga usah lagi ngerasa pegel pas pulang ke rumah. Dan yang terpenting bisa menafkahi anak istri,” ungkapnya.(igo)