National Oceanic dan Administrasi Atmosfer (NOAA) memprediksi bahwa di bulan depan (Juni 2021 hingga November 2021) akan terjadi banyak badai di kawasan wilayah Atlantik.
Kepala Pusat Prediksi Iklim NOAA Matthew Rosencrans mengatakan, jumlah badai yang akan terjadi diperkirakan ada sekitar 13 sampai 20 badai yang memiliki nama. Jumlah ini, merupakan aktivitas badai di atas normal dengan kecepatan angin mencapai 111 mph (179 km / jam).
Sebelumnya, berdasarkan data sejak 1981 hingga 2010, ada 12 nama badai adalah rata-rata per musim. Enam badai diklasifikasikan sebagai angin topan. Sedangkan tiga lainnya merupakan badai besar.
Baca Juga:Muhammadiyah Galang Dana Tembus Rp7 Miliar untuk PalestinaPenyelesaian Konflik Palestina, Indonesia Bisa Ambil Peran Lebih Besar
Pusat Prediksi Iklim (CPC) NOAA melihat aktivitas badai menggunakan kumpulan data dari periode 30 tahun dari 1991 hingga 2020.
‘’Jumlah rata-rata badai yang baru adalah 14, dengan tujuh di antaranya diperkirakan akan menjadi badai, Kata Rosencrans pada briefing NOAA.
Sementara itu, Tim Riset Cuaca dan Iklim Tropis Colorado State University (CSU) pada 8 april 2021 merilis prediksi musim badai diperkirakan ada 17 nama badai.
Berdasarkan catatan penelitian menunjukkan bahwa, badai yang lebih kuat dan lebih basah akan lebih sering terjadi, dan semakin banyak bukti menunjukkan bahwa perubahan iklim mendorong pergeseran ini.
Analisis terhadap 4.000 siklon tropis selama empat dekade menunjukkan bahwa badai lebih sering terbentuk dan semakin kuat seiring dengan kenaikan suhu global.
Model peneliti juga telah menunjukkan bahwa badai selama dekade terakhir membanjiri daerah pesisir dengan curah hujan meningkat 10 persen sampai 30 setiap tahunnya karena perubahan iklim itu.
Para Ahli NOAA dalam rilisnya juga memprediksi kemungkinan badai terjadi di wilayah Pasifik pada Juni 2021. Menurutnya, formasi badai di wilayah Pasifik masih rata-rata atau bahkan di bawah rata-rata dengan kemunculan badai dua hingga lima siklon tropis.
Baca Juga:Anggaran Minta MaafPDI Perjuangan Garut Gotong Royong Bersama Desa Cikedokan Bantu Mak Iroh yang Rumahnya Runtuh
‘’Para ahli meperingatkan akan kondisi suhu laut lebih dingin dari biasanya pada bagian timur Samudra Pasifik tropis di mana badai terbentuk,’’ kata Rosencrans dalam pernyataannya.