Ketika mencapai kilometer 50 perahu itu berhenti. Ditambatkanlah kapal itu di tepi daratan. Di situlah ia memulai usaha peternakan: babi, sapi dan unggas. Ia bisa membuka lahan di situ seluas yang ia mau.
Setelah penduduk bertambah ia memutuskan memberi nama kota itu: Antioch. Itu mengambil nama dari kota yang terkenal di dunia Kristen: kota Antioch. Di Pantai laut Tengah. Sejajar dengan pantai Lebanon.
Antioch sudah jadi kota penting sejak sebelum Masehi. Semua penguasa masa silam merebut kota itu. Juga semua agama.
Baca Juga:PDI Perjuangan Garut Gotong Royong Bersama Desa Cikedokan Bantu Mak Iroh yang Rumahnya RuntuhPemerintah Tidak Mencabut UU ITE, Hanya Revisi Terbatas
Letak kota Antioch itu kini masuk wilayah Turki. Di paling Selatan. Berbatasan dengan Syria.
Setelah Yesus disalip memang banyak pengikutnya lari ke utara. Ke arah Antioch ini. Murid Yesus terpenting lainnya, Paulus, lebih ke utara lagi. Sedikit. Ke pegunungan dekat kota tua Ephesus.
Di situ Paulus menyelamatkan Maria, ibunda Yesus. Di sebuah rumah yang kini jadi pusat turisme. Di rumah itu pula Paulus menulis Injil.
Saya pernah ke rumah ini –dua tahun lalu.
Sedang kota di dekat San Francisco itu diberi nama Antioch juga karena sejarah itu. Di Antioch ini pengikut Yesus mengonsolidasikan diri. Di situ pula para pengikut Yesus mulai menyebut diri mereka sebagai orang Kristen.
Sampai kemarin belum ada kota lain yang ingin mengikuti jejak wali kota Antioch. Meminta maaf, meskipun tidak perlu anggaran, kelihatannya juga tidak mudah. Justru yang anggarannya besar yang semua orang ingin melakukannya. (*)