Bahkan sampai detik sekarang ini menurut Asep, kedua atlet ini yaitu Andre dan Gibran, masih tercatat dan sudah memiliki tiket untuk memperkuat Kabupaten Garut dalam even Porda 2022 mendatang.
“Andaikata mereka tidak ikut seleksi, mereka itu tidak perlu lagi seleksi, mereka memiliki tiket gratis untuk duduk di kerangka tim yang ada,” kata Asep.
Namun menurut Asep andaikata memang sudah tidak bisa lagi dikompromikan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Dan pihaknya siap membantu administrasi untuk keperluan atlet itu.
Baca Juga:Tunggakan Insetif Nakes Rp581 Miliar Segera CairRumah Mak Iyom Ludes Terbakar, Warga dan Anggota DPRD Akan Gotong Royong
Adapun ketika disinggung soal kesejahteraan atlet yang dikabarkan menjadi alasan utama pidahnya atlet ini, menurut Asep, pihaknya akan berusaha mencarikan ruang agar para atlet berprestasi ini bisa mendapatkan kesejahteraan yang diharapkan.
“Nah berbicara kesejahteraan yang berkaitan nominal materi sebenarnya kita juga tetap berusaha mencarikan ruang dan celah terkait pendaannya,” tegasnya.
Jika berbicara APBD Garut, menurut Asep sangat memungkinkan para atlet berprestasi ini mendapatkan sokongan dana untuk kesejahteraan mereka.
“Sebenarnya dari keuangan APBD masih memungkinkan. Bahkan kalau pendapat saya sangat memungkinkan, yang penting saluran dari hibah uangnya itu yang bisa dikelola dengan baik,” ujarnya.
Dan dalam hal penerima hibah keuangan daerah ini, menurut Asep ranahnya bukan di PTMSI, melainkan di KONI. Jadi KONI lah yang secara aturan menjadi penerima hibah keuangan daerah yang nantinya bisa digunakan untuk keperluan olahraga, kesejahteraan atlet dan lain sebagainya. Adapun PTMSI dalam hal ini hanya sebagai fasilitator juga sekaligus penerima manfaat.
” Karena yang dimaksud saluran hibah keuangan untuk atlet, untuk olahraga itu ya melalui KONI,” tegasnya.
Sementara itu, Yon Mardiono, atlet tenis meja nasional asal Kabupaten Garut ketika dimintai tanggapannya, menyebut bahwa perpindahan atlet itu merupakan hal yang wajar saja. Secara aturan juga dibenarkan dan ada mekanismenya.
Baca Juga:Gubuk Bata Terbakar, Dinas Damkar Garut Terjunkan 2 Mobil11 WNI Disekap Majikan di Malaysia, Dieksploitasi Hingga Digaji Murah
“Yang penting kalau mau pindah, caranya yang profesional juga. Kan ada mekanismenya. Sangat wajar,” ujarnya.
Hanya saja Yon menggaris bawahi bahwa pindahnya atlet, memang kerap kali dilatar belakangi masalah kesejahteraan. Tentu dalam hal ini atlet memiliki hak untuk mencari daerah mana yang bisa memberikan kesejahteraan yang baik juga untuk masa depan mereka.