JAKARTA – Pihak TNI sudah menyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam. Sementara 53 prajurit dinyatakan gugur dalam tugas. TNI AL tetap berupaya mengevakuasi bangkai kapal selam yang berada di kedalaman 838 meter di perairan laut utara Pulau Bali tersebut. Dua kapal milik SKK Migas dan Angkatan Laut China diperbantukan dalam misi evakuasi ini.
“Kami tetap upayakan evakuasi. Di lapangan masih ada kapal MV Swift Rescue dan KRI Rigel-933 serta kapal TNI AL lainnya. Mereka tetap memantau posisi KRI Nanggala,” ujar KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, Jumat (30/4)
Menurutnya, posisi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam sejak 21 April lalu tidak bergeser dari tempat semula ditemukan. “Sampai saat ini posisi kapal selam tidak bergerak atau tetap. Kami juga sudah kerja sama dengan SKK Migas. Kapalnya memiliki kemampuan mengangkat beban di kedalaman laut 1.000 meter,” imbuhnya.
Baca Juga:Anggota DPRD Garut Bersama Info Garut dan Wabup Santuni Anak YatimIndonesia Gerak Cepat untuk Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032
Selain itu, kata Yudo, dari Angkatan Laut China yang juga memiliki kapal dengan kemampuan mengangkat kapal di kedalaman 1.000 meter sudah menawarkan bantuan. “Tawaran dari Angkatan Laut China juga sudah dilaporkan ke Panglima TNI. Saat ini kapal tersebut sedang dalam perjalanan,” tuturnya.
TNI AL, lanjutnya, tidak ada target tertentu. Apabila kapal SKK Migas dan kapal AL China tiba akan langsung dikoordinasikan untuk proses evakuasi. “Posisi kapal selama berada di kedalaman 838 meter. Tentu ini tidak bisa cepat. Perlu waktu. Ini yang harus dipahami,” pungkasnya.(rh/fin)