GARUT– Pemerintah menargetkan, pada 2030 mendatang Indonesia sudah tidak lagi melakukan importasi Bahan Bakar Minyak (BBM) serta Liquified Petroleum Gas (LPG). Kebutuhan terhadap BBM dan LPG harus bisa dipenuhi melalui hasil produksi di dalam negeri. Salah satu upaya untuk mewujudkan target itu adalah dengan program peningkatan produksi minyak 1 juta barel perhari (BOPD) dan gas 12 miliar standar kaki kubik perhari (BSCFD).
Namun demikian, upaya tersebut terbilang bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Sebab fakta di lapangan saat ini produksi minyak Indonesia hanya sekitar 700 ribu BOPD, kemudian proyek Grass Root Refinery (GRR) dan Refinery Development Master Plan (RDMP) yang digadang-gadang merupakan solusi untuk memperbanyak produksi BBM di dalam negeri, ternyata juga berjalan tidak sesuai ekspektasi. Rasa-rasanya tidak berlebihan jika target 2030 zero impor itu disebut ‘Mission Imposible’.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebenarnya sudah menargetkan produksi siap jual (lifting) minyak bumi pada tahun 2021 berada di level 705 ribu BOPD atau sama dengan target tahun lalu. Namun demikian upaya peningkatan produksi juga terus dipacu. Targetnya tahun ini ada tambahan produksi minyak sekitar 50 ribu BOPD.
Baca Juga:Dianggap Punya Kontribusi Besar, Kesejahteraan Pendamping Desa Bakal DitingkatkanAlas Shalat ABK KRI Nanggala-402 Ditemukan
Tambahan lifting tahun ini mungkin saja tercapai, sebab kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah menyepakati untuk mengebor sebanyak 616 sumur tahun ini, dimana peningkatan itu jauh lebih pesat dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebanyak 240 sumur.
Sementara itu, terkait dengan perkembangan proyek kilang, salah satu yang memiliki tingkat kemajuannya paling signifikan adalah RDMP Balikpapan, termasuk di area Lawe-Lawe yang perkembangan pembangunan fisiknya telah mencapai 24,3 persen per 3 Desember 2020.
Beberapa milestone penting yang sudah terselesaikan pada tahun ini adalah Operational Acceptance untuk beberapa peralatan kilang seperti dan New Jetty Sulfur, lalu Material on Site and Erection Gas Turbine Generator, Material on Site Boiler Package, serta Material on Site Module Heat Recovery Steam Generator (HRSG) yang merupakan komponen penting sebagai penunjang kebutuhan power dan steam di kilang saat RDMP Balikpapan beroperasi.